WASHINGTON TODAY- Para pakar astronomi dunia menemukan tujuh planet di luar Tata Surya, berukuran sama dengan Bumi. Tiga planet di antaranya mengorbit pada bintang induk sehingga memperkuat prospek ditemukannya tanda-tanda kehidupan di sana. Seperti dilansir Reuters, Kamis (23/2/2017), bintang induk yang disebut TRAPPIST-1 itu digambarkan sebagai benda luar angkasa yang kecil dan redup di konstelasi Aquarius. Bintang ini berjarak 40 tahun cahaya dari Bumi, atau sekitar 44 juta tahun untuk taksiran kecepatan jelajah pesawat komersial.

Para peneliti menyebut kedekatan jaraknya dengan Tata Surya, dipadukan dengan ukurannya yang besar dibandingkan dengan bintang-bintang yang lebih kecil, menjadikan planet ini layak dipelajari lebih lanjut. Para pakar berharap bisa memindai atmosfer planet-planet itu demi mencari tanda kehidupan. “Temuan ini memberikan kita petunjuk bahwa menemukan Bumi kedua bukan lagi persoalan ‘jika’, melainkan ‘kapan’,” ucap kepala ilmuwan NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat), Thomas Zurbuchen, dalam konferensi pers.

Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal mingguan Nature ini, memperkuat penelitian sebelumnya soal tiga planet mengorbit TRAPPIST-1. Ketiga planet itu merupakan bagian dari 3.500 planet yang ditemukan di luar Tata Surya, atau disebut juga exoplanet. “Ini merupakan pertama kalinya ada banyak planet berukuran sama dengan Bumi, ditemukan di sekitar bintang yang sama,” sebut ketua tim peneliti Michael Gillon dari University of Liege.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 20 April 2024

Para peneliti fokus pada pencarian planet berbatu seukuran Bumi yang memiliki suhu udara yang tepat agar air, jika memang ada di sana, berbentuk cair. Kondisi tersebut diyakini sangat dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup. “Saya pikir kita membuat langkah krusial menuju penemuan soal apakah ada tanda kehidupan di luar sana,” ucap pakar astronomi Amaury Triaud dari University of Cambridge.

Diameter TRAPPIST-1 diperkirakan mencapai 8 persen dari diameter Matahari dalam Tata Surya kita. Hal ini membuat planet-planet seukuran Bumi terlihat besar saat mengorbit. Dari sudut pandang teleskop di Bumi, pergerakan planet-planet itu memblokir sedikit sinar bintang yang mereka orbit. Para ilmuwan menentukan susunan sistem planet itu dari mempelajari pergerakan ini. “Datanya sangat jelas dan tidak ambigu,” imbuh Triaud.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Kamis 25 April 2024

Karena TRAPPIST-1 berukuran kecil dan dingin, maka zona yang bisa ditinggali pada exoplanet itu berada di lokasi paling dekat sang bintang. Tiga planet yang mengorbit TRAPPIST-1 berada di jarak yang tepat untuk keberadaan air dalam bentuk cair. “Mereka membentuk sistem yang teratur. Mereka bisa saja memiliki air cair dan mungkin kehidupan,” tutur Gillon.

Jika nantinya diketahui tidak memiliki tanda kehidupan, exoplanet dan TRAPPIST-1 masih bisa berevolusi. TRAPPIST-1 diperkirakan berusia 500 juta tahun dan bisa bertahan hingga 10 triliun tahun. Untuk pembandingan, Matahari pada Tata Surya kita berusia 10 miliar tahun. Saat Tata Surya punah dalam beberapa miliar tahun ke depan, TRAPPIST-1 akan menjadi bintang ‘bayi’. “Dia membakar hidrogen sangat lambat sehingga akan terus hidup untuk 10 triliun tahun, yang bisa diperdebatkan sebagai waktu yang cukup bagi kehidupan untuk berevolusi,” terang pakar astronomi Ignas Snellen dari Netherlands’ Leiden Observatory.(Yuska/reuters)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================