SAAT ini image institusi kepolisian di mata masyarakat sedang buram. Bahkan ada yang bilang berada di titik nadir. Ini terjadi karena beberapa keputusan penting kepolisian terkesan tidak netral. Institusi pengayom masyarakat ini telah menunjukkan sikap keberpihakan pada kelompok kekuatan tertentu. Sikap ini kemudian menyinggung rasa keadilan masyarakat banyak.

Secara institusi, kepolisian memang acapkali sangat terpengaruh oleh politik kekuasaan. Itu sebabnya, kepolisian juga sering terseret arus politik praktis yang mengesankan kepolisian menjadi partisan. Ini tentu sangat berbahaya jika berlangsung terlalu lama. Sebab, di dalam institusi kepolisian sendiri banyak polisi-polisi profesional, punya integritas tinggi, dan tetap setia berada dalam koridor sebagai pengayom masyarakat. Mereka ini tak manyan jika institusi kepolisian terseret terlalu jauh dalam arus politik kekuasaan.

Yang menarik, kelompok polisi putih ini memiliki keingintahuan yang sangat besar terhadap ajaran agama. Kejujurannya dalam hidup, layak mendapat acungan dua jempol. Namun perjalanan karirnya tak sepenuhnya mulus tapi juga tak mandeg. Kelompok ini sangat pantang mengemis jabatan.

Cita-cita para polisi putih ini adalah terciptanya institusi yang berwibawa dan relijius. Mereka ini rajin melakukan kajian dan pengajian agama. Menurut mereka, penegakan kedisiplinan kerja tidak bisa dikendalikan hanya dengan pemberian hukuman, tetapi harus dibarengi dengan pemberian pengetahuan dan penyadaran bagi anggota kepolisian. Siapakah polisi putih ini? Silakan dicermati di masing-masing institusi kepolisian mulaidari Polsek hingga Polri. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================