JAKARTA TODAY- Badan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar US$450 juta atau setara dengan Rp5,85 triliun (asumsi kurs Rp13.000 per dolar AS) untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia memperluas akses perumahan terjangkau bagi keluarga berpendapatan rendah.

Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, sebagian pendanaan ini akan mendukung skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) milik pemerintah dengan sasaran pemilik rumah pertama yang berpendapatan rendah.

“Skema tersebut memberi bantuan uang muka (down payment) sesuai dengan jumlah tabungan penerima bantuan, juga cicilan sesuai standar pasar yang diberikan oleh institusi peminjam yang berpartisipasi dalam program ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (21/3).

Selain itu, pendanaan juga akan mendukung peningkatkan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), dengan sasaran 40 persen keluarga berpenghasilan terbawah di Indonesia.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Klaten, Toyota Etios Tertabrak KA Argo Wilis

“Memberikan keluarga Indonesia akses rumah yang terjangkau merupakan hal penting untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Perumahan yang lebih baik telah terbukti membawa dampak positif terhadap capaian kesehatan masyarakat, pendidikan dan tenaga kerja,” kata Rodrigo.

Bank Dunia menilai terdapat permintaan perumahan terjangkau dalam jumlah besar di Indonesia, dengan kebutuhan satu juta unit tiap tahunnya. Sekitar 20 persen dari 64,1 juta unit rumah berada dalam kondisi buruk. Sekitar 22 persen penduduk perkotaan Indonesia, atau sekitar 29 juta orang, tinggal di kawasan kumuh.

Pendanaan ini juga dinilai akan mendukung pemerintah untuk memajukan kebijakan dan reformasi institusi yang bertujuan memperkuat fondasi pasar perumahan.

Program ini akan dijalankan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan memberi fokus mengatasi kurangnya persediaan rumah serta kualitas rumah yang rendah di wilayah perkotaan yang tumbuh pesat. “Dengan semakin banyaknya orang yang tinggal dan bekerja di perkotaan, dukungan bagi proses urbanisasi yang inklusif dan terencana serta menambah pasokan perumahan yang cukup dengan layanan umum yang baik serta lingkungan yang saling terhubung menjadi semakin penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,” ujar Taimur Samad, Program Leader Bank Dunia.

BACA JUGA :  Berdampak Positif Bagi Masyarakat, Pemkab Bogor Dukung Rencana Pengembangan IPB University di Dramaga dan Jonggol

Lebih lanjut, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), memberi pendanaan untuk persiapan pinjaman ini melalui Indonesia Infrastructure Support Trust Fund (INIS).

Sebagai catatan, per akhir Februari 2017, Bank Dunia merupakan kreditur lembaga internasional terbesar bagi Indonesia. Tercatat, pinjaman Bank Dunia mencapai Rp235,31 triliun atau 6,56 persen dari total keseluruhan utang pemerintah yang mencapai Rp3.589,12 triliun.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================