JAKARTA TODAY- Pasar produk busana Muslim Indonesia terbilang sangat potensial dan masih memiliki ruang untuk digarap dengan maksimal dan terencana. Oleh karena itu, koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah penghasil produk busana harus mampu memanfaatkan peluang tersebut.

“Caranya, dengan memperhatikan kualitas dan desain produk, penggunaan bahan baku alami, dan memahami isu-isu lingkungan yang saat ini sedang menjadi perhatian dunia,” kata Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM Agus Muharram, seusai acara konferensi pers Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Indonesia 2017 di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Sebagai informasi, MUFFEST Indonesia 2017 akan diselenggarakan pada 6-9 April 2017 di Jakarta Covention Center, hasil kerja sama antara Indonesian Fashion Chamber (IFC) dengan PT Dyandra Promosindo. Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UKM kembali berpartisipasi pada acara itu dengan memberikan fasilitas sebanyak 15 unit stan yang diperuntukkan bagi 15 KUKM di bidang busana Muslim.

“Tahun 2016, dengan 10 stan KUKM berhasil menghasilkan transaksi ritel sebesar Rp 115,5 juta,” ungkap Agus.

Menurut Agus, acara tersebut merupakan wadah yang tepat dan terintegrasi bagi pelaku usaha di bidang fesyen Muslim dari skala kecil hingga menengah dalam mengembangkan usahanya. “Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi etalase industri mode Muslim Indonesia di dunia internasional,” ujar Agus.

Agus menambahkan, busana Muslim merupakan komoditas paling potensial untuk memasuki pasar internasional. Menurut dia, belum banyak pemain dari negara lain yang menggarap komoditas tersebut.

“Dengan begitu, Indonesia punya potensi besar sebagai trendsetter atau acuan bagi industri fashion Muslim secara global,” ucap Agus.

Mengacu pada kondisi itu, ungkap Agus, Indonesia pun dicanangkan sebagai pusat busana Muslim Asia 2018 dan pusat busana Muslim dunia tahun 2020. Apalagi, dunia busana Indonesia saat ini mencerminkan gaya hidup masyarakat yang sudah sangat modern, mampu mengikuti tren yang ada, dan sangat fashionable.

“Dandanan, gaya, dan busana yang digunakan menggambarkan bahwa Indonesia adalah negara Muslim. Wajar karena penduduk yang menganut agama Islam di Indonesia sangat besar, sekitar 12,7% dari total Muslim dunia,” ujar Agus.

Dalam kesempatan yang sama, Project Director MUFFEST 2017 Deden Siswanto mengatakan, sebagai event yang ditargetkan menjadi barometer busana Muslim global, MUFFEST Indonesia mengarahkan pada kompetensi produk fesyen Muslim Indonesia agar dapat bersaing di pasar dunia.

“Sekaligus memasarkan keunggulan fashion Muslim Indonesia melalui ready to wear craft fashion dengan mengoptimalkan kekayaan budaya lokal yang mengacu pada Indonesia Trend Forecasting,” ucap Deden.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor busana pada 2015 mencapai 12,1 miliar dolar AS. Kontribusi industri busana terhadap PDB nasional sebesar 1,21%. Sebagai sektor padat karya, industri busana mampu menyerap tenaga kerja sebanyak dua juta orang atau 14,7% dari total tenaga kerja di sektor industri.

Sementara berdasarkan data Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini ekspor busana Muslim Indonesia berada di peringkat ketiga dengan nilai 7,18 miliar dolar AS, setelah Bangladesh sebesar 22 miliar dolar AS dan Turki sebanyak 14 miliar dolar AS.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================