Kondisi tanah yang rawan bencana tersebut, lanjut Edo, semakin parah dengan perusakan lingkungan. “Lahan yang seharusnya menjadi hutan lindung sekarang banyak dijadikan pertanian, perkebunan, hingga pemukiman. Juga faktor cuaca sehingga terus memicu pergerakan tanah,” ucapnya.
Pihaknya, lanjut Ego, tidak akan berhenti mengingatkan akan bahaya longsor. Seperti yang terjadi di Ponorogo, pihaknya mengaku sudah mengingatkan. “Seperti di ponorogo itu kan sudah berkali-kali diingatkan,” tandasnya.(Yuska Apitya)