Fealy mengatakan, pemikiran pemberian beasiswa PIES didasari alasan tepat. Pemerintahnya ingin memfasilitasi keinginan dosen bertalenta yang mau belajar di negaranya namun terkendala masalah penguasaan bahasa.

“Jadi program ini khusus dosen perempuan dan laki-laki, memang untuk belajar di Australia punya sarat Bahasa Inggris cukup tinggi. (Tapi kami sadar), banyak sekali dosen berbakat, tetapi karena masalah bahasa mereka tidak dapat kesempatan belajar di luar negeri,” paparnya.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

Untuk mengikuti program PIES, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi calon penerima beasiswa. “Ini program kerjasama dengan Kementerian Agama (Kemenag), tetapi dana dari Kementerian Luar Negeri Australia. Karena kemitraan dengan Kemenag proses (seleksi) melampirkan shortlist (dari Kemenag) lalu seleksi dan kemudian berangkat,” tambahnya.

“Program ini mementingkan kesetaraan gender, (syarat mutlak lain) sudah pernah menjadi dosen di perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta, tidak ada batasan umur, ada calon yang umurnya 40an,” katanya.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

PIES pun dipastikan Fealy dibuka tiap tahun. Gelombang penerima beasiswa tahun ini, akan segera berangkat dalam beberapa waktu mendatang. “Ini tahap keempat dan kelompok baru akan berangkat Juli, setelah dapat 10 minggu latihan bahasa Inggris di Jakarta kemudian ke Australia dua semester,” ucapnya.(Nia/Kedutaan Australia/Yuska)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================