Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan kepada orang tua yang anak-anaknya dibina di sanggar Getar Pakuan bahwa kesenian dan kebudayaan ini tidak hanya sekedar menjadi tontonan belaka, namun bisa menjadi potensi untuk tampil dalam acara-acara besar di hotel hingga ke daerah lain yang dapat menghasilkan finansial.

Menurut Usmar, yang lebih penting lagi makna dari gerak tubuh dan makna dari tarikan nafas penampilan dari sanggar adalah menghasilkan sebuah vokal yang bermakna, makna keduanya adalah menjadi tuntunan. “Selain tontonan juga harus menjadi tuntunan, baik bagi diri anak-anak kita, bagi kita selaku pembina dan juga bagi orang tua serta bagi masyarakat yang menyaksikan,” jelasnya.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang yang Sederhana dengan Telur Puyuh Balado Bumbunya Meresap
Turut hadir pada acara penutupan tersebut, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Reni Handayani, Ketua Harian DK3B Arifin Himawan, Ketua sanggar seni Getar Pakuan Kota Bogor, Jejen Juansyah serta pencipta tarian Jaipong Gugum Gumbira.

BACA JUGA :  Resep Membuat Ikan Asin Sambal Belimbing, Perpaduan Asam Asin Pedas

Festival evaluasi sanggar Getar Pakuan Kota Bogor ke 44 tahun 2017 ini digelar selama tiga hari, dari tanggal 14 – 16 April 2017 di Mall Botani Square. Rangkaian kegiatan tersebut dimeriahkan beberapa penampilan diantaranya, tari jaipong, sunda klasik, tari Bali, tari Minang, modern dance, musik, karawitan, bina vokal, dan lomba mewarnai. (Yuska Apitya)