JAKARTA TODAY- Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan Indonesia bebas dari bawang merah. Salah satunya dengan mengembangkan bawang merah di sejumlah wilayah dataran tinggi di Sumatera Barat.

Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan bawang merah amfibi, yang tahan di musim hujan maupun kemarau berkepanjangan. Sehingga, pasokan bawang merah tetap stabil meskipun kondisi cuaca tak menentu. Kementan mengembangkan bawang merah amfibi itu di wilayah Sumatera Barat.

“Sumatera Barat kalau kita lihat komoditas utamanya itu bawang merah. Tapi masalahnya bawang merah ini selalu kekurangan saat musim hujan, maka kita buat bawang merah amphibi yang sudah ada dari tahun lalu untuk digunakan secara luas di Sumatera Barat,” kata Syakir di kantornya, Jakarta, Selasa (2/4/2017).

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Pria di Parit Mandan Sukoharjo, Tak Ditemukan Kartu Identitas

Produktivitas bawang merah amfibi ini bisa mencapai 24 ton per hektar. Jauh di atas rata-rata produksi bawang merah varietas lain yang rata-rata 10-15 ton per hektar. “Ini bisa lebih dari 20 ton per hektar, bahkan ada yang 24 ton per hektar. Kalau ini bisa dikembangkan dengan baik, maka sudah tak ada lagi kekhawatiran impor bawang merah,” ujarnya.

BACA JUGA :  Luwu Timur Diguncang Gempa Bumi Terkini M 4,1, Berpusat di Darat

Dalam waktu dekat Kementan akan menanam bawang merah amfibi dalam skala luas Kota Solok dan Kabupaten Dharmasraya. Sebagaimana diketahui, hari ini, Balitbang Kementan menggelar MoU dengan Pemda Kabupaten Dharmasraya dan Kota Solok. Selain bawang merah, beberapa komoditas lain yang dikembangkan yakni pengembangan beras premium verietas Anak Daro untuk Kota Solok.

Selain itu, turut dikembangkan pula kerja sama membangun Kebun Percobaan Sitiung di Kabupaten Dharmasraya untuk pengembangan plasma nutfah kelapa sawit. (Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================