Ambil contoh, kampanye media sosial terkait penggunaan gula rafinasi yang berdampak obesitas. Selain itu, terdapat pula anggapan bahwa minumam kopi kemasan hanya menggunakan sedikit unsur kopi.

“Banyak isu-isu yang beredar dan perlu dikaji aspek ilmiahnya. Tentu saja, persepsi seperti ini sangat memengaruhi tingkah laku konsumen,” jelasnya.

Dengan demikian, ia masih khawatir, pertumbuhan industri hingga akhir tahun nanti akan melanjutkan tren penurunan dan sulit kembali ke angka pertumbuhan dua digit seperti tahun 2010 silam.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Cumi Bakar Bumbu Nanas dengan Bumbu Asam Segar yang Meresap

Sebagai informasi, pertumbuhan industri minuman ringan sempat memuncak pada 2009 dengan angka 15,44 persen. Lalu, angka itu menurun ke posisi 10,91 persen satu tahun setelahnya dan 9,56 persen pada 2011. Angkanya terus menciut hingga 7,5 persen pada akhir tahun lalu.

BACA JUGA :  Laga Penentuan Timnas Indonesia vs Yordania di Piala Asia U-23 2024

Makanya, ia meminta pemerintah agar tidak mengimplementasikan kebijakan yang berdampak buruk bagi konsumsi masyarakat, seperti wacana pengenaan cukai bagi minuman berpemanis.

“Kami akan analisa kembali faktor apalagi yang menekan angka pertumbuhan ini. Karena pasti yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ini multifaktor,” pungkasnya.(Yuska Apitya)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================