JAKARTA TODAY- Hari ini, Telkomsel bersama dengan Huawei melakukan live demo pertama di Indonesia untuk teknologi 5G. Dalam demo dalam ruangan tersebut tercatat mampu menghasilkan kecepatan 70 Gbps.

Anak perusahaan Telkom ini meyakini bahwa teknologi 5G merupakan evolusi dari teknologi seluler yang mampu membuka kemungkinan tanpa batas bagi berbagai aplikasi yang melampaui sistem komunikasi saat ini.

Vice President Next Generation Network Telkomsel Ivan C. Permana menerangkan bahwa standardisasi teknologi 5G didesain untuk melayani tiga karakteristik ekstrem layanan seluler, yaitu Enhanced Mobile Broadband (eMBB), Massive Machine Type Communications (mMTC), dan Ultra-reliable and Low Latency Communications (uRLLC). Live demo kali ini berfokus pada karakteristik eMBB dengan menggunakan spektrum frekuensi 70 GHz.

Telkomsel mengklaim menjadi operator pertama di Indonesia yang menerapkan true eMBB pada teknologi 5G berkecepatan 70 Gbps yang melebihi spesifikasi teknis kecepatan minimal teknologi 5G berdasarkan IMT-2020 yang hanya sebesar 20 Gbps.

“Melalui demo teknologi 5G ini, kita menyaksikan peningkatan performa di masa depan. Kami akan terus menganalisa dan mengkaji 5G secara menyeluruh untuk ke depannya menjadi operator pertama di Indonesia yang menggelar layanan 5G secara komersial, seperti yang sudah kamil lakukan pada teknologi 4G,” kata Ivan di Gedung Telkomsel Smart Office di Jakarta, Senin (29/5).

BACA JUGA :  Resep Membuat Donburi Ayam Krispi untuk Menu Makan Andalan Keluarga

Director of Wireless Network Solution Huawei Li Fei juga ikut menghadiri acara ini untuk menyampaikan kerjasama baik antara Huawei dan Telkomsel.

“Kami akan terus menghadirkan teknologi terbaru dan paling relevan ke Indonesia dan membantu mitra kami Telkomsel untuk mempertahankan kepemimpinan mereka dalam bidang teknologi dan inovasi di Indonesia,” ujarnya di kesempatan yang sama.

Hadir pula dalam acara ini Plt Direktur Penataan Dirjen SDPPI Denny Setiawan. Denny mengatakan bahwa teknologi 5G sedang dibahas di sidang-sidang internasional mengenai spektrum mana saja yang akan digunakan.

Tujuannya, agar semua negara memiliki kesepakatan yang sama untuk alokasi spektrum 5G. Sehingga vendor ponsel maupun penyelenggara telekomunikasi mampu membangun ekosistem secara seragam. “Ini sedang dibahas, jadi standardisasinya belum diputuskan secara eksak dan akan dibahas di sidang radio telekomunikasi sedunia (World Radio Telecommunication) bersama ITU pada 2019. Bikin standar ini juga tidak selalu dari nol, ada tahapan tahapannya dan sekarang sudah pada tahap setengah jalan,” terangnya.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang yang Sederhana dengan Telur Puyuh Balado Bumbunya Meresap

Ujicoba ini masih bersifat sebagai purwarupa sehingga belum bisa dikomersialkan. Telkomsel optimis dapat menyediakan layanan ini paling lama dalam 5-7 tahun ke depan untuk masyarakat luas, khususnya untuk industri yang memiliki kebutuhan jaringan internet cepat dan besar.

“Masih banyak yang harus dikerjakan di sisi teknologinya. Proyeksi bisa digelar pada 2021, sehingga demo hari ini sudah di atas standar, pemerintah dan masyarakat diharapkan bersiap-siap agar nantinya ketersediaan spketrum dan aplikasi hadir bersamaan,” tambah Ivan.

Selain itu, anak perusahaan Telkom ini menerangkan bahwa teknologi 5G akan menjadi masa depan di bidang connected cloud computing, collaborative interactive education, immersive virtual reality, collaborative immerse gaming, dan always connected augmented reality. Smart city, smart utilities, smart agriculture, smart energy, fleet management, dan bike sharing adalah contoh layanan yang di-deliver mMTC.

Sementara itu, contoh layanan yang dihasilkan uRLLC di antaranya autonomous driving, connected vehicles (V2X), drone delivery, dan industrial robotic automation (industry 4.0).(Yuska/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================