“Mereka sama-sama menderita demi rakyatnya. Kalau Bung Karno merasakan derita karena tekanan dari para penjajah, termasuk kelompok ekstrim yang merusak hasil kemerdekaan, maka Bung Jokowi merasakan derita fitnah, isu SARA yang ditembakkan oleh lawan politik dan kelompok-kelompok yang tersakiti oleh visi politik kerakyatan Bung Jokowi,” tukasnya.

Balon Kepala Daerah Kota Bogor yang didukung penuh pengurus PDI Perjuangan mulai anak ranting hingga DPC ini mengaku sebagai pengagum dua tokoh bangsa, Bung Karno dan Jokowi. Dadang menyebut keduanya merupakan spirit dan tauladan juang yang lebih mengedepankan kepentingan masyarakat disbanding pribadi.

“Mereka berdua tak menggunakan kekuasaan untuk kekayaan pribadi. Karena kemiskinannya, Bung Karno bahkan pernah tak mampu membeli seikat rambutan. Sementara,  Bung Jokowi selama ini juga tak menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri. Justru yang diceritakan oleh ibunya, dalam buku: Saya Sujiatmi Ibunda Jokowi; Kisah Perempuan Pengajar Kesederhanaan (2014) bahwa Jokowi batal membuat SPBU karena uangnya dipakai untuk membantu suksesi Pilkada pertamanya di Solo, 2005. Bahkan yang fenomenal, Jokowi hanya pejabat publik yang menolak menerima gaji. Ia berprinsip bahwa selama ia masih ada tabungan untuk biaya hidup keluarganya, maka ia tak ingin memakan uang (gaji) dari rakyatnya, meskipun itu halal karena diatur oleh UU,” urainya panjang lebar.

BACA JUGA :  Menu Sederhana dengan Ayam Masak Tauco yang Bikin Menggugah Selera

Bertepatan dengan hari wafatnya Bung Karno dan kelahiran Jokowi, Dadang menambahkan, keduanya memiliki kesamaan sifat dengan rakyat.

“Bung Karno terkenal dengan kepedualiannya terhadap rakyat kecil.  Kesadaran tersebutlah yang membuatnya rela merasakan sakitnya penjara dan pembuangan. Selanjutnya Jokowi membuktikan kepeduliannya kepada rakyat kecil dengan kesukaannya blusukan yang kemudian disempurnakan dengan membuat kebijakan yang memuliakan rakyat kecil,” ucapnya.

BACA JUGA :  Luwu Timur Diguncang Gempa Bumi Terkini M 4,1, Berpusat di Darat

Terinspirasi perjalanan hidup Bung dan Jokowi, Politisi PDI Perjuangan Kota Bogor ini ternyata memiliki harapan yang sama jika kelak keberuntungan menjadi kepala daerah berpihak padanya.

“Bung Karno kerap menekankan kepada keluarga untuk tidak hidup melebihi rakyat Indonesia pada umumnya. Ia memilih menjauhi kemewahan. Hal tersebut pulalah yang dilakukan Jokowi. Meskipun Jokowi memiliki uang halal, tapi atas nama prinsip “derita rakyat adalah derita pemimpin”, maka Jokowi mengharamkan keluarganya hidup mewah. Buat saya, juga buat keluarga besar PDI Perjuangan, antara Bung Karno dan Jokowi merupakan api spirit juang kami,” tandasnya.(Yuska Apitya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================