Dalam perspektif zaman now, kerja itu semata-mata untuk mengejar uang. Jika tak menghasilkan uang sesuai dengan harapannya, maka semulia apapun pekerjaan itu pasti ditinggalkan. Semangat menjadikan uang sebagai berhala baru ini, sudah menjalar hingga ke desa-desa yang berada di kaki gunung nun jauh di sana. Coba kita tengok, berapa banyak guru ngaji yang masih bertahan? Pekerjaan ini mulia, tetapi tak menghasilkan uang, maka ditinggalkan ramai-ramai. Berapa banyak kaum laki-laki yang masih rajin kerja bakti dan bergotongroyong membersihkan selokan, merawat jembatan, dan membabat rumput di tepi jalan kampung?

Kuatnya motif menjadikan uang sebagai berhala baru ini membuktikan bahwa faham kapitalisme, faham materialisme, faham hedonisme telah berhasil dengan sukses ditancapkan di benar banyak orang negeri yang dibangun dengan semangat relijius ini. Perubahan nilai ini telah menimbulkan masalah serius dalam kehidupan nyata. Yakni hilangnya semangat ukhuwah (persaudaraan) dan matinya nilai keikhlasan di hati banyak orang.

BACA JUGA :  Sajian Praktis untuk Keluarga, Bakmi Goreng Korea yang Lezat dan Gurih Bikin Nagih

Perinsip bekerja untuk mengejar uang itu, sejatinya sudah menyimpang dari sunatullah. Orang-orang yang berekrja semata-mata untuk mengejar uang, akan kehilangan nilai dan tidak akan berharga lagi. Lihatlah jam yang kita miliki, baik jam meja, jam dinding atau jam tangan. Jam milik kita melewati waktu dengan bekerja tanpa henti, jarum pendek dan jarum panjang bekerja terus walau tak terus dipandang dan dilihat mata manusia. Sungguh ikhlas jam itu.

Karena ketulusan, keistiqamahannya bergerak dan bekerja, jam itu berharga dan bermakna sangat tinggi bagi orang banyak. Manakala ia berhenti berputar, betapapun harga belinya sangat mahal, jam takkan dilihat dan dijadikan pedoman lagi. Jam mati perlu diperbaiki atau ganti baterai agar bisa bergerak kembali sesuai fungsinya.

BACA JUGA :  DARI PREMAN TERMINAL, SEKDES HINGGA ANGGOTA DPRD PROVINSI JABAR

Manusia yang baik adalah manusia yang giat bekerja dan tulus ikhlas tanpa pamrih. Manusia inilah yg nantinya akan menjadi teladan. Ikatlah kerja itu dengan iman dan takwa. Nilainya akan terukir di langit biru, tersinari oleh matahari atau rembulan, terbaca abadi oleh angin. Ketika seseorang sudah berhenti beraktivitas, periksalah dan bawalah pada ahlinya. Siapa tahu memang baterainya mati dan butuh diganti atau mungkin saja ada bagian dirinya yang harus direparasi. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================