Nampak dari program aksi dan perencanaan tata ruang lingkungan yang dapat mengurangi masalah bencana pada tanah air. Setidaknya ada beberapa kriteria pemimpin yang harus dipilih. Pertama, cerdas. Kecerdasan berkaitan dengan luasnya ilmu pegetahuan. Seorang pemimpin yang mempunyai ilmu pengetahuan pasti mengerti peran dan fungsi ekosistem. Dia mengerti fungsi hutan dan kaitannya dengan perubahan iklim.

Secara umum perubahan iklim itu karena luasan hutan tidak sebanding dengan luasan perkotaan. Disini pemimpin yang mau dipilih harus mempunya ilmu untuk mengelola sumberdaya alm untuk meminimalkan perubahan iklim. Kedua, baik akhlaknya. Disini urusan Akhlak erat kaitannya dengan perilaku ibadah. Jadi urusan Akhlak dan kepemimpinan termasuk urusan ketuhanan. Jadi tidak mungkin bisa dipisahkan antara nilai Akhlak dengan perilaku ibadah.

Pemimpin yang Akhlaknya baik maka cenderung beribadah tepat waktu. Pemimpin yang Akhlaknya baik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik. Termasuk merusak alam karena dia tau terdapat pertanggungjawaban kepada rakyat dan kepada Allah. Ketiga, memprioritaskan penyelamatan lingkungan hidup, pembangunan pertanian dan peternakan. Pemimpin yang baik selalu memprioritaskan bidang pembangunan sesuai dengan simbol negara ini yaitu negara agraris.

BACA JUGA :  Cara Membuat Kentang Mustofa yang Sangat Lezat Anti Gagal

Lingkungan dan pertanian satu kesatuan yang harus diperbaiki. Lingkungan rusak maka pertanian juga tidak berkelanjutan. Pemimpin yang dipilih haruslah memenuhi kriteria ini. Keempat, jujur. Keterbukaan selama dia memimpin menjadi hal penting. Berapa banyak pengeluaran yang dikeluarkan selama dia memimpin harus terbuka kepada rakyat. Selama ini belum sampai arah kesana sehingga rakyat tidak tau.

Berapa banyak yang digunakan untuk membangun infrastruktur, menyelamatkan lingkungan dan pembangunan pertanian. Buktinya bencana belum dapat diatasi maka dana untuk perbaikan alam dan pertanian masih sangat sedikit. Perlu ditampilkan sebab sebagian besar rakyat Indonesia berprofesi sebagai petani, nelayan an peternak. Kelima, adil. Pemimpin harus adil. Membangun bukan atas dasar golongan dan budaya yang dia anut.

Dia harus melepaskan semua golongannya dan mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingan golongan dan keluarga. Dia harus pandai melihat mana yang masih butuh bantuan dan tidak. Keenam, sederhana dan mau blusukan. Pemimpin tidak hanya duduk pada kursi panas jabatan. Dia harus benar melihat kondisi lapangan dimana rakyatnya tinggal.

BACA JUGA :  Rio Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Cidereum, Diduga Karena Kelelahan

Jangan hanya mengharapkan data statistik dan penelitian saja. Terakhir, berjiwa sosial dan tanggap bencana. Pemimpin itu sejatinya mempunyai jiwa penolong yang tinggi. Hal ini nampak dari keinginnya dan kepeduliannya terhadap kaum miskin, janda dan perbaikan lingkungan. Jika lingkungan tadi tidak diperbaiki maka menyebabkan masalah secara sosial.

Masyarakat sakit secara psikologis karena harta benda hilang terkena bencana, rumah rusak total karena hanyut akibat longsor dan banjir. Negara juga rugi akibat kebijakan pemimpin yang tidak dapat melestarikan lingkungan sehingga terjadi bencana. Rakyat juga banyak yang menangis lantaran famili mereka ikutterdampak bencana. Tentu sebagian besar bencana tadi karena salah kebijakan para pemimpin. Meskipun tidak dipungkiri bencana juga tidak bisa dielakkan oleh manusia. Bencana ini berasal dari alam itu sendiri seperti letusan gunung merapi. (*)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================