Sedangkan pembangunan rumah selalu menggunakan kayu sehingga warga disekitar mangrove memanfaatkan kayu mangrove untuk bangunan. Sebagian lagi dipergunakan untuk kayu bakar dan keperluan untuk dijual. Semua kerusakan tadi karena pengetahuan dari masyarakat tentang fungsi mangrove sangat kurang.

Padahal kerusakannya justru memiskinkan mereka dalam jangka panjang. Boleh jadi tambak udang dan ikan masih jaya dalam jangka pendek. Hanya saja lahan tambak udang dan ikan serta kolam garam akan tenggelam sebab air laut tidak ada penghalang untuk menerjang kawasan itu.

Bahkan, kawasan permukinan ikut terancam karena diterpa gelombang besar air laut. Dtambah lagi dengan kelangkaan ikan, udang, kepiting serta rajungan. Semua jenis spesies ini bergantung kepada mangrove. Sisa daun mangrove yang hatuh itu sebagai bahan makanan bagi ikan setelah terjadi pembusukan. Mereka akan datang kesana karena terdapat makanan dan rumah.

Setelah hutan mangrove ditebang, buat apa ikan datang kesana. Semua pergi jauh dan nelayan semakin sulit untuk dapat ikan. Kemudian hutan mangrove termasuk penyejuk lingkungan pesisir. Suhu panas dari pasir akan diserap oleh mangrove sehingga lingkungan sekitar tetap dingin dan menarik untuk tempat pariwisata.

BACA JUGA :  Diduga Balas Dendam, Keponakan di Bangkalan Bacok Paman hingga Tewas

Hanya saja nilai ekonomi mangrove seperti wisata alam hutan mangrove tidak berkelanjutan jika mangrove rusak. Satu sisi perkotaan yang padat, sumpek dan macet dimana-mana membuat masyarakat kota haus akan wisata alam. Kondisi stress masyarakat kota hanya sembuh jika diberikan obat alami yaitu piknik ke alam yang indah, lautan biru dan sejuk dan kawasan pegunungan yang hijau.

Wisata mangrove menjadi pilihan terbaik bagi mereka. Begitu juga dengan turis yang datang dari mencanegara. Mereka bisa menikmati berlibur di Indonesia. Fungsi ini lebih baik dibandingkan dengan merusak mangrove untuk keperluan jangka pendek. Perekonomian masyarakat dapat tumbuh karena menumbuhkan mata pencaharian.

Masyarakat bisa menjual hasil tangkapan ikan pada setiap pengunjung, berjualan makanan khas laut, membuka warung kelontong dan kuliner. Bahkan, bisa menjual kerajinan tangan dan membuka penginapan bagi mereka. Terakhir, melestarikan mangrove bernilai pendidikan. Anak-anak dibangku sekolah sangat butuh nilai ekologi dan mencintai lautan.

BACA JUGA :  Cara Membuat Dendeng Batokok ala Restoran Padang yang Lezat Anti Gagal

Mangrove bisa sebagai pendidikan lapang sehingga mereka mempunyai pengetahuan untuk menjaga mangrove. Begitu lulus tumbuh perilaku kritis akan masalah hutan dan lautan. Untuk itu, semua pemerintah daerah dan pusat fokus untuk melestarikan mangrove. Caranya, dengan menegakkan hukuman bagi mereka yang merusak mangrove.

Cara ini memberikan efek jera bagi yang lain untuk merusak. Sekaligus berikn sosialisasi dan penyuluhan mangrove bagi masyarakat. Beri tau juga bahwa mangrove nanti dijadikan sebagai kawasan wisata sehingga mereka tau kalau melestarikan itu mempunyai nilai uang. Dalam hidup ini masyarakat rasanya tidak bisa hidup tanpa uang. (*)

 

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================