CILEUNGSI TODAY – Kasus Demam Berdarah Dengue atau (DBD) di Kabupaten Bogor masih marak hingga merenggut nyawa. Seperti yang dialami sosok anak gadis yang lucu tak berdosa bernama Adinda Karina Ramadhani (9) kelahiran Cileungsi 26 Agustus 2010 warga asal Desa Dayeuh Kecamatan Cileungsi.

Diketahui, Adinda merupakan anak dari bapak Kasim Komarudin dan ibu Ririn Rianti. Almarhum merupakan warga RT03/ RW01 Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Dayatusalam.

‘Selamat Jalan Adinda Karina’ itulah ungkapan sang paman yang bernama Asep. Dirinya mengungkapkan, awal sebelum keponakannya menghembuskan nafas terakhirnya dari sakit panas yang berlarut selama tiga hari.

“Karna kondisi almarhumah keponakan saya semakin ngedrop, pihaj keluarga langsung bawa ke klinik Dera Asyifa’. Setelah itu, dokter klinik melihat kondisi keponakan saya semakin menurun akhirnya pihak klinik merujuknya ke RS Hermina di Cileungsi,” ujar Asep, Jum’at (15/2/2019) kemarin.

Masih kata Asep (pamannya), karna melihat kondisi pasien semakin kritis pihak pihak keluarga langsung dimasukan ke penanganan Unit Gawat Darurat (UGD).

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Jumat 26 April 2024

“Tapi ternyata harapan kita berkata lain, Dokter UGD disana memberikan nasehat agar keluarga tabah karna adinda (almarhumah) teah tiada sejak pukul 5.30 subuh Kamis (14/2/2019),” terangnya.

Mewakili seluruh keluarga almarhumah, Asep (paman almarhumah) atas nama keluarga dirinya menghaturkan beribu terima kasih. “kami berterima kasih atas bantuan tenaga, sumbangsi, materi dan do’a dari bapak bapak dan rekan rekan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semoga ALLAH swt membalas semua kebaikannya,” ucapnya.

Dirinya menghimbau kepada masyarakat lainnya, agar peristiwa ini tidak terulang kembali kepada yang lainnya. “Menurut pihak RS Hemina pun, dari hari yang sama sebelumnya juga ada pasien DBD yang meninggal dunia,” bebernya.

“Saya berharap kepada Pemerintah setempat agar cepat ambil tindakan mengatasi wabah DBD ini, sebelum semakin meluasnya wabah berbahaya ini,” tuturnya.

Terpisah, Ketua RW 01 Desa Dayeuh, Ahmadi, membenarkan ada warganya seorang anak yang meninggal akibat wabah DBD. “Iya benar minggu kemarin tepatnya hari Kamis (14/2) seorang gadis belia telah meninggal dunia karna DBD,” ungkapnya, Senin (18/2/2019).

BACA JUGA :  Penemuan Jasad Pria Tergeletak di Trotoar Simpang Sentul, Luka Robek Dibagian Punggung

Diketahui, sejak Boling bupati bogor Ade Yasin datang ke Cileungsi, belum terlihat sosialisasi pihak Puskesmas Cileungsi datang kewilayahnya pada program pencegahan DBD seperti Fogging dan pemberian bubuk Abate kepada warga. “Padahal bupati saat boling mengintruksikannya,” jelasnya.

“Selama ini pihak Desa Dayeuh bersama Karang Taruna secara rutin melakukan fongging tiap datang musim penghujan. Namun selama ini untuk fogging dari Puskesmas diwilayah RW 01 ini belum kita rasakan, untuk pemberian bubuk abate akan kita konfirmasi ke masing-masing RT setempat,” terangnya.

Menanggapi hal itu, dirinya membeberkan sejak Boling bupati beberapa waktu lalu di cileungsi, kata Ahmadi, khusus diwilayahnya belum ada sosialisasi dari pihak Puskesmas Cileungsi dalam mensosialisasikan terkait bahaya DBD. “Ya kita berharap ada sinergitas kepada instansi dinas terkait kesehatan bersama warga dilingkungan bawah ini,” tukasnya. (Asep B)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================