CIBINONG TODAY – Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Bogor diakui sulit masuk ke toko-toko modern. Musabab, persyaratan yang harus ditempuh dinilai sangatlah berat.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor, Ronny Sukmana mengatakan, hal tersebut diketahui saat Pemkab Bogor mengundang para pelaku toko modern untuk membahas kemitraan yang dimana pemerintah meminta mereka (toko modern-red) melibatkan pelaku UKM di setiap produk yang dipajang.

“Syaratnya berat. Mulai dari harus ada label halal nya, BPOM nya untuk makanan. Kalau untuk mainan itu harus ada SNI nya. Alatnya itu mahal sekitar Rp5 sampai Rp10 juta. Itu beratmahal,” kata Ronny kepada wartawan, Kamis (20/6/2019).

BACA JUGA :  Marsinah, Aktivis yang Tewas Misterius saat Perjuangkan Hak Buruh

Ronny mengungkapkan, saat ini jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Bogor sekitar 55.000-an. Namun dari jumlah tersebut, tak lebih dari dua (2) persennya yang baru bisa masuk ke toko modern.

“Ya sekitar 1 sampai 2 persen yang baru masuk ke toko modern. Tapi kita tetap upayakan agar produk lokal Kabupaten Bogor bisa masuk,” ungkapnya.

BACA JUGA :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Selain itu, harus diakui Ronny produk UMKM Kabupaten Bogor belum mampu bersaing secara ketat di pasaran. Yang paling menonjol adalah soal kemasan produk yang ditawarkan.

“Ternyata tidak mudah. Karena disitu harus dipenuhi legalitasnya. Kemudian keberlangsungan pengisian bahan juga (stok permintaan-red). Jadi masih sangat kecil yg bisa difasilitasi untuk ke toko modern. Dan memang syaratnya ketat,” jelasnya. (Firdaus)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================