Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan chikungunya, karena penderita akan sembuh dengan sendirinya. Dalam banyak kasus, gejala akan mereda dalam seminggu. Meski demikian, nyeri sendi dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Dokter akan meresepkan paracetamol atau ibuprofen guna meredakan nyeri sendi dan demam. Di samping itu, pasien juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.

Perlu diketahui, jangan menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sebelum dokter memastikan gejala yang dialami bukan gejala demam berdarah. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya perdarahan. Bila Anda sedang menjalani pengobatan untuk kondisi lain, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat lain.

Pencegahan Chikungunya

Pencegahan chikungunya sama seperti pencegahan penyakit lain yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Cara yang utama adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tindakan 3M Plus. 3M yang dimaksud meliputi:

  • Menutup rapat tempat penyimpanan air.
  • Menguras tempat penampungan air.
  • Mengubur barang bekas yang bisa menampung air.

Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang dapat dilakukan untuk membantu 3M, yaitu:

  • Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air.
  • Memasang kawat anti-nyamuk di ventilasi rumah.
  • Menggunakan kelambu saat tidur.
  • Menanam tumbuhan pengusir nyamuk.
  • Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian.
BACA JUGA :  Resep Membuat Spaghetti Tuna Pedas untuk Menu Makan Malam yang Praktis

Di samping sejumlah langkah di atas, Anda dapat melakukan beberapa langkah pencegahan tambahan, terutama bila hendak bepergian ke daerah endemik chikungunya, antara lain:

  • Menggunakan losion anti-nyamuk dengan kandungan N,N-diethylmetatolumide (DEET) secara rutin. Bila Anda mengenakan tabir surya, oleskan losion setelah tabir surya.
  • Menggunakan obat nyamuk bakar yang diletakkan di luar untuk membantu mengusir nyamuk.
  • Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang setiap waktu.

Komplikasi Chikungunya

Pada kasus yang jarang, chikungunya dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:

  • Uveitis (radang pada bagian mata yang disebut uvea)
  • Retinitis (radang pada retina mata)
  • Miokarditis (peradangan otot jantung)
  • Nefritis (peradangan pada ginjal)
  • Hepatitis (radang hati)
  • Meningoensefalitis (radang selaput otak)
  • Mielitis (radang pada satu segmen saraf tulang belakang)
  • Sindrom Guillain- Barré (gangguan sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan)

 

Sekitar ada 80 warga dari RT 01,04 dan RW 03 di Kecamatan Pamijahan yang terjangkit virus ini. Diketahui penyakit ii sudah menyebar luas sejak bulan Mei lalu. Warga yang terjangkit penyakit ini biasanya mengalami nyeri disetiap sendi. Sehingga para warga menjadi sulit berdiri karena penyakit ini, sebab tubuh melemas.

BACA JUGA :  Dukung Sukseskan Lomba MTQ, Sekda Burhanudin Hadiri Langsung Pembukaan MTQ Ke-38 Tingkat Jawa Barat

“Total ada 80 warga yang terjangkit virus Cikungunyah mereka meliputi RT 01,04 dan RW 03, Kecamatan Pamijahan (8/7/2019), sebelumnya penyebaran virus Cikungunya terjadi sejak Mei lalu. Biasanya warga yang terserang mengalami nyeri disetiap sendi hingga tak bisa bangun,”  kata Kadinkes Kabupaten Bogor Mike Kaltarina Mars, Senin (8/7/2019).

Para warga dihimbau unutk menjaga kesehatan tubuh. Sebab,  penyakit ini akan terus menyebar karena cuaca yang kemarau.

“Tentunya kondisi ini harus diwaspadai seluruh warga akibat perubahan cuaca kemarau, agar tidak terjadi ditempat lain,” katanya.

Terkait upaya yang dilakukan, Mike mengaku pihaknya sudah melakukan fogging. Namun tak cukup sampai disitu,  kesadaran Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu ditingatkan. Karena kasus seperti ini setiap tahun kerap terjadi, khususnya di wilayah tropis. (Fadya/PKL)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================