JAKARTA Â- Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria menyebut bakal kembali mengikuti bidding untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 jika gagal terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
PSSI, dikatakan Tisha, bakal memetik pelajaran dari Peru. Kala itu, Peru gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 karena ketidaksiapan di berbagai hal.
“Kalau gagal kami akan coba bidding lagi untuk Piala Dunia U-17. Untuk itu, kita harus belajar dari Peru yang sebelumnya diminta untuk jadi tuan rumah U-17 namun tidak tercapai karena mereka tidak siap. Maka dari itu dialihkan ke Brasil.”
“Dari hal itu apabila diberi kesempatan kita harus belajar dan mempersiapkan semaksimal mungkin untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia yang baik,” kata Tisha dalam keterangan persnya.
Dikutip dari CNN Indonesia, Timnas Indonesia kelompok umur lebih berprestasi dari tim senior.Timnas Indonesia kelompok umur lebih berprestasi dari tim senior.
Tisha mengakui kendala Indonesia untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yakni minimnya fasilitas lapangan latihan. Maka perlu bantuan dan kerja sama dengan pemerintah untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo juga sudah menandatangani dokumen dukungan buat PSSI untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Alhamdulillah dokumen yang kami ajukan langsung di terima dan di tanda tangan oleh Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas lapangan latihan sambil berjalan proses kita sebagai kandidat Piala Dunia U-20. Yang paling dibutuhkan lapangan latihan adalah kualitas lapangan, ruang ganti, dan toilet,” ujar Tisha.
Kehadiran FIFA di Indonesia memang bertujuan untuk melakukan tinjauan terhadap beberapa lapangan yang bakal menjadi venue di Piala Dunia U-20 2020. Peninjauan FIFA disebut Tisha bersifat teknis untuk menilai dari sisi lapangan pertandingan, lapangan latihan, transportasi, dan penginapan.
Selain itu, PSSI juga menyampaikan kepada FIFA konsep Indonesia saat ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2020. Konsep yang diajukan yakni soal keanekaragaman yang dimiliki Indonesia mulai dari suku hingga budaya hingga kesatuan dan persatuan Indonesia.
“Sekarang kami tinggal menunggu putusan FIFA seperti apa, semoga diterima. Terkait hasil, pada 23 Oktober nanti akan dikabarkan kembali oleh FIFA setelah mereka rapat di Shanghai pada 22 Oktober,” terangnya. (Net)
Bagi Halaman
