CANBERRA TODAY – Jamal Mohammed mengatakan permainan kriket akan menjadi kunci bagi warga muslim muda Australia – seperti putrinya – untuk terlibat dalam masyarakat dan menjauh dari paham radikal.

Namun usahanya membentuk tim kriket semua putri mendapat tentangan dari beberapa keluarga di sekitar tempat tinggalnya yang tidak mau melanggar tradisi dalam masyarakat mereka.

Jamal Mohammed yang tinggal di kawasan pemukiman di Melbourne Barat mengatakan dia tidak melakukan ‘kesalahan’ yang dilakukan migran sebelumnya di Australia yang menghadapi masalah membangun kehidupan baru di sini.

“Mereka sibuk bekerja mencari uang, namun tidak banyak terlibat dalam perkembangan hidup anak-anak mereka.” katanya.

“Bila kita tidak memperhatikan anak-anak, bila tidak terlibat dengan para remaja, ada kemungkinan mereka menjadi radikal.”

BACA JUGA :  Lauk Praktis untuk Makan Siang, Suun Goreng Telur dan Kol yang Enak dan Nikmat

Bagi Jamal, salah satu jawabannya adalah pembentukan klub kriket di dekat tempat tinggalnya di Truganina.

“Kami khawatir mengenai ekstrimisme.” katanya.

“Mudah sekali mereka terjebak ke dalamnya. Kita tidak bisa menguasai media sosial.”

“Kalau kita tidak melibatkan mereka dengan kegiatan olahraga dan aktivitas lain, mereka memiliki banyak waktu luang untuk masuk ke kegiatan yang tidak kita inginkan.” kata Jamal.

Dan dengan pembentuk klub kriket yang semua anggotanya perempuan, baik Jamal dan putrinya yang berusia 14 tahun Mairaj mendapat manfaat yang tidak terduga – pertalian dengan identitas kehidupan di Australia.

Anak perempuan di rumah saja

Bagi warga Australia yang bukan Muslim, kekhawatiran Jamal bahwa anak-anaknya bisa menjadi radikal mungkin terkesan aneh dan susah dipercaya.

BACA JUGA :  Semangka Bagus untuk Diet, Benarkah? Simak Ini

Namun Jamal serius dengan apa yang dipikirkannya.

A girl dressed in a blue and green cricket tracksuit, hijab and cap leaps into the air as she prepares to bowl on an oval.

Zeenath Banu (11 tahun) sudah sejak kecil ingin bermain kriket, disaksikan ayahnya IsmailMohammed (kanan). (ABC News: Dylan Anderson)

Dikutip dari Detik.com, Ismail masih berbicara dengan logat India, dan masih sering tertawa mendengar putrinya berbicara dengan logat Australia.

Bagi Ismail, Jamal dan para orang tua lain, melihat anak-anak perempuan mereka bermain kriket menjadi simbol semua yang mereka bayangkan ketika pindah ke Australia.

“Kita berada di tempat yang bagus, dengan begitu banyak kesempatan.” kata Ismail.(net)

============================================================
============================================================
============================================================