CANBERRA TODAY – Ketika Farishta Arzoo pindah ke Australia empat tahun lalu, dia harus melewati banyak rintangan – belajar bahasa Inggris, kursus di sekolah kejuruan dan membangun kehidupan baru di sebuah negara baru.

Dan sekarang Arzoo sedang bersiap menghadapi salah satu tantangan fisik yang besar – ikut lomba maraton.

Arzoo adalah salah seorang peserta dalam Proyek Maraton Pengungsi, sebuah program yang melatih para pengungsi untuk ikut di Australian Running Festival.

BACA JUGA :  Bingung Mau Healing Saat Libur Lebaran? Ini Rekomendasi Cafe di Bogor yang Cozy dan Bernuansa Alam Dijamin Suka

Walau belum pernah mengikuti lomba lari sebelumnya, Arzoo berusaha keras untuk menyelesaikan maraton sepanjang 42 km tersebut, sesuatu hal yang tidak bisa dilakukannya di negeri asalnya Afghanistan.

Seperti yang dikutip detik.com, “Di negeri asal saya dulu saya ingin sekali melakukan kegiatan olahraga, namun saya tidak bisa melakukannya.” katanya.

“Ini bukan sekedar masalah keamanan saja, bahwa kami tidak bisa keluar rumah dan berolahraga.”

BACA JUGA :  Labu Siam Ternyata Punya 12 Manfaat untuk Kesehatan, Simak Berikut Ini

Farishta Arzoo smiles slightly at the camera.Farishta Arzoo sudah berlatih sejak bulan April 2019 sebagai anggota Proyek Maraton Bagi Pengungsi. (Supplied)

Tahun ini Hadari akan menjadi mentor dan menemani Arzoo berlatih sehingga keduanya akan bisa menyelesaikan lari maraton mereka.

“Tidak ada kata-kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan, namun bisa berlatih dan ikut berlari di sini sudah merupakan hal yang luar biasa.” kata Arzoo. (Amanda/PKL/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================