Dua kondisi ini yang mendorong Program Vokasi Humas UI merancang aktivitas klinik digital yang menyasar dua kelompok masyarakat ini, untuk diperkuat kompetensi digitalnya. Kelompok digital immigrant diarahkan agar belajar dengan tepat dan tidak latah.

“Sedangkan digital native dipastikan agar memperkuat kemampuan digitalnya agar mampu menghasilkan uang secara profesional misalnya,” ucapnya.

Devie menuturkan, para digital immigrant yang sebagian besar ialah seorang ibu diberikan pengetahuan tentang bahaya dan berkah dunia digital yang siap menyambut anak-anak mereka seperti pengaruh pornografi, seks bebas, narkoba digital dan sebagainya. Walau di sisi lain, anak-anak juga dapat memperoleh ketrampilan IT, berbahasa inggris, semangat kolaborasi yang luas di dunia digital.

BACA JUGA :  Karate Internasional di Bangkok, Naufal Putra Diandra Sabet Medali Emas Ajang SeakF Asia ke-11

“Untuk dapat mengurangi bahaya digital, justru yang harus dilakukan oleh para orang tua ialah menggunakan pola asuh yang sehat untuk anak yaitu pola asuh asertif, bukan otoritarian atau bahkan permisif,” ungkapnya.

Seperti yang di kutip dari sindonews.com, Sedangkan untuk kelompok usia digital native, kampung digital selalu menghadirkan berbagai pembicara yang dapat membantu mereka untuk memanfaatkan kecerdasan materi digital untuk berkarya. Dia bersama peneliti lain memberikan edukasi tentang menggunakan instagram untuk berjualan.

BACA JUGA :  Pedagang Gorengan di Ciampea Bogor Ditemukan Tewas Gantung Diri

“Peserta dibimbing dari mulai bagaimana memilih bisnis yang tepat, merancang aktivitas marketing sosial, mengelola akun instagram agar menghasilkan pengikut yang banyak dan sebagainya,” tandasnya. (Selvi/PKL/net)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================