BOGOR TODAY – Penertiban lapak PKL di rest area Gunung Mas yang terjadi Selasa (14/07/2020) lalu menyisakan pilu dan prihatin dari berbagai kalangan, tak terkecuali bagi Eko Kepala Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Eko mengaku prihatin sekaligus sedih ketika melihat pembongkaran dan penertiban lapak PKL di rest area Gunung Mas yang notabene kebanyakan warga sekitar. Dari awal, kata Eko, pemerintah desa memfasilitasi untuk melayangkan surat dari warga kepada Bupati yang ditembuskan ke Ketua DPRD Kabupaten Bogor, terkait permohonan bahwa sebelum lokasi tersebut dibangun maka warga meminta untuk berjualan. Namun, surat itu kunjung dibalas oleh Bupati. “Waktu itu sifatnya hanya sementara karena melihat ada aktivitas yang luar biasa pengunjung yang datang ke rest area. Lalu dimanfaatkan oleh warga untuk berjualan. Jadi itu inisiatif semata-mata dari warga,” katanya. Dalam surat resmi tersebut menyatakan bahwa pihaknya bersama warga sudah sepakat ketika terjadi pembangunan tahapan berikutnya bersedia akan mengosongkan rest area. “Kami siap ketika lokasi tersebut dimulai lagi pengerjaannya, kita sudah sepakat dengan warga untuk mengosongkan kembali rest area itu,” jelasnya. Namun entah kenapa, sambung Eko, Pemkab mengambil langkah cepat menutup rest area dan melakukan penertiban para PKL oleh Satpol PP. Padahal di saat pandemi Covid seperti ini bicara masyarakat secara keseluruhan masih belum kondusif. Sementara Desa Tugu Selatan hampir 70 persen mata pencaharian warga masih bergantung pada jasa pariwisata. “Ya, warga khususnya di Tugu Selatan itu kecewa dengan langkah seperti ini. Meski sedih namun kami selaku Pemerintah Desa pada intinya tetap mengikuti apa yang dilaksanakan oleh Pemkab Bogor sehingga kemarin pada saat penutupan rest area tetap kondusif dan terkendali,” ungkapnya. Ia menghimbau kepada warga agar jangan ada ekses apa-apa meskipun ada insiden kecil itu mutlak bukan dari warga-nya. Pihaknya juga berharap kepada Pemkab dalam situasi seperti ini agar lebih bijak dan penuh pertimbangan. “Padahal kemarin masyarakat sudah mulai  tersenyum, sedikit banyak di masa covid ini mereka bisa menutupi kebutuhan sehari-harinya meskipun hanya mendapatkan Rp 20 sampai Rp 30 ribu,” pungkasnya. (Heri) Bagi Halaman
BACA JUGA :  Ruang Baca dan Auditorium di Perpustakaan Kota Bogor Gunakan Nama Tokoh
============================================================
============================================================
============================================================