BOGOR TODAY – Tim Velox Badan Intelijen Negara (BIN) melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh bagian SMKN 1 Cibinong, Selasa (6/10/2020). Selain penyemprotan, tim juga melakukan edukasi dan sosialisasi terhadap para guru dan siswa seputar Covid-19. Juri Bicara Tim Velox BIN, Abdul Razak menjelaskan kegiatan ini dilakukan karena tingkat penyebaran Covid-19 di wilayah penyangga ibu kota, seperti Cibinong ini cukup tinggi. “Kami perwakilan dari BIN selama 7 bulan ini turun ke berbagai wilayah untuk sosialisasi, edukasi dan dekontaminasi. Untuk di sekolah ini, kita lakukan juga sosialisasi penerapan protokol kesehatan di masa normal baru,” kata Abdul. Lanjutnya, untuk di Bogor sendiri, pihaknya telah melakukan dekontaminasi dan sosialisasi di beberapa tempat publik seperti di masjid Amaliyah Ciawi dan Kampus Universitas Juanda. Selain itu, rencananya giat ini juga akan dilakukan di SMAN 3 Cibinong, dan pihaknya turun setiap hari ke berbagai wilayah di Jabodetabek dan Jawa Barat. “Jadi bila dihitung sudah  210 titik yang sudah didatangi. Kegiatan ini dilakukan terus menerus sampai penyebaran tidak ada dan angka positif Covid menurun, minimal setelah vaksin sudah didistribusikan,” ujarnya.
BACA JUGA :  Lepas Khafilah Kabupaten Bogor Ikuti MTQ Tingkat Jabar, Pj. Bupati Bogor Ingin Para Khafilah Mampu Bumikan Al-Quran di Bumi Tegar Beriman 
Abdul menjelaskan Tim Velox BIN ini diterjunkan dengan memiliki fungsi pencegahan dan deteksi dini penyebaran Covid-19. Sementara, Kepala Sekolah SMKN 1 Cibinong, Cucu Salman mengatakan pihaknya sangat terbantu dengan adanya penyemprotan dan sosialisasi dari Tim Velox BIN ini. “Manfaatnya buat kami bahwa kami sudah mulai ada siswa yang masuk dengan syarat diizinkan orangtua dan menerapkan protokol Covid yang ketat. Namun masih ada keterbatasan untik penyemprotan secara keseluruhan lingkunan dan kami terbantu dengan tim Velox yang telah melakulan penyemprotan,” ucap Cucu. Ia menjelaskan, untuk saat ini hanya 144 siswa yang datang ke sekolah, dari 2169 total jumlah siswa. Mereka bergantian 2 sift dengan siswa lainnya setiap hari. Para siswa yang datang juga hanya difokuskan untuk belajar kompetensi keahlian, sementara untuk pelajaran umum dilakukan secara daring. Sementara untuk guru juga hanya 10 persen yang masuk. “Luas sekolah 3 hektar ada 30 ruang praktek dan ada 45 kelas. Makanya cukup keteteran untuk penyemprotan. Walapun peralatan protokol covid kami sudah tersedia sesuai standar,” tukasnya. (Adit) Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================