Selain itu, lanjut Ratna, bahwa permohonan di musrenbang itu bukanlah perbaikan drainase saja melainkan pembangunan trotoar. Sebab, selama bertugas di kantor desa (sebelum menjadi kepala desa, red) dirinya menginginkan ada pembangunan trotoar, karena lokasi tersebut merupakan akses yang tak jauh dengan sekolahan, sehingga tujuannya untuk keselematan anak-anak sekolah. “Jadi, sebelumnya itu saya usulkan untuk pembangunan trotoar, karena saya melihat di sini tidak ada trotoar untuk akses anak-anak sekolah nyebrang atau jalan kaki, yang ada itu di sini kali yang apabila hujan turun airnya meluap ke jalan, namanya juga anak-anak kan itu suka dorongan-dorongan, jadi kami khawatir dan saya coba memberikan pelayanan ini kepada masyarakat,” ujarnya. Masih kata Ratna, usulan yang diajukan untuk pembangunan trotoar itu 300 meter. Namun yang terealisasi hanya 121 meter. Meski begitu, dirinya tetap bersyukur karena usulannya terealisasi. “Setelah saya cek dan bicara langsung dengan Mandor, bahwa nanti diatas drainasenya itu akan di tutup menjadi akses jalan atau trotoar. Jadi sekarang ini diperbaiki dinding drainasenya dulu pakai batu (pondasi) supaya kuat, setelah itu ditutup pakai beton,” bebernya. Dia meminta, terutama kepada penanggung jawab atau ketua pelaksana untuk berkordinasi dan komunikasi dengan pemerintah desa, karena walau bagaimana pun kepala desa wajib mengetahu sejauh mana pelaksanaannya, baik itu sebelum maupun sesudahnya. “Sampai saat ini belum ada laporan atau kordinasi dari pemborong dan tadi saat di telepon saya minta besok untuk ketemu. Intinya saya ingin ada sinergi dan ini betul-betul dikontrol oleh saya,” tegasnya. (Heri)
Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Menu Makan Siang yang Sederhana dengan Telur Puyuh Balado Bumbunya Meresap
============================================================
============================================================
============================================================