BOGOR TODAY – Saluran drainase di Jalan Kapten Yusuf, Desa Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor mulai diperbaiki Dinas Perumahan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melalui pihak ketiga yakni CV Rizky Rizka. Proyek yang menelan anggaran Rp 450 juta lebih itu sudah berjalan sekitar satu minggu. Namun, selama pelaksanaan pihak ketiga atau pemborong tak ada komunikasi maupun koordinasi dengan pemerintah desa setempat. Akhirnya, Kepala Desa Kota Batu Ratna Wulansari yang didampingi stafnya mendatangi lokasi pembangunan drainase di Jalan Kapten Yusuf untuk menemui Penanggung Jawab atau ketua pelaksana, yakni Sahdat, pada Senin (26/10/2020) siang. Namun sayang, saat tiba dilokasi orang bersangkutan tak ada di tempat hanya para pekerjanya saja. Kepala Desa pun akhirnya meminta kepada pekerjanya untuk menguhubungi Sahdat melalui saluran telepon. Tak lama, salah satu pegawainya menelpon Sahdat dan diserahkan kepada kepala desa. Tak sampai disitu, Ratna juga menemui Mandor yang kebetulan sedang ada di lokasi. Dengan gestur wajah yang sedikit kecewa, Ratna meminta penjelasan terkait pembangunan kepada mandor tersebut. Usai meninjau lokasi, Ratna Wulansari mengatakan, sebagai kepala desa tentu berhak untuk mengecek langsung pembangunan tersebut, karena apa yang saat ini terlaksana merupakan permohonan pemerintah desa melalui Musrenbang di kecamatan pada tahun lalu. “Saya sebagai kepala desa berhak mengecek langsung karena ini memang ada permohonan saya pada waktu musrenbang di kecamatan pada tahun lalu,” kata Ratna kepada Bogor Today dilokasi. Selain itu, lanjut Ratna, bahwa permohonan di musrenbang itu bukanlah perbaikan drainase saja melainkan pembangunan trotoar. Sebab, selama bertugas di kantor desa (sebelum menjadi kepala desa, red) dirinya menginginkan ada pembangunan trotoar, karena lokasi tersebut merupakan akses yang tak jauh dengan sekolahan, sehingga tujuannya untuk keselematan anak-anak sekolah. “Jadi, sebelumnya itu saya usulkan untuk pembangunan trotoar, karena saya melihat di sini tidak ada trotoar untuk akses anak-anak sekolah nyebrang atau jalan kaki, yang ada itu di sini kali yang apabila hujan turun airnya meluap ke jalan, namanya juga anak-anak kan itu suka dorongan-dorongan, jadi kami khawatir dan saya coba memberikan pelayanan ini kepada masyarakat,” ujarnya. Masih kata Ratna, usulan yang diajukan untuk pembangunan trotoar itu 300 meter. Namun yang terealisasi hanya 121 meter. Meski begitu, dirinya tetap bersyukur karena usulannya terealisasi. “Setelah saya cek dan bicara langsung dengan Mandor, bahwa nanti diatas drainasenya itu akan di tutup menjadi akses jalan atau trotoar. Jadi sekarang ini diperbaiki dinding drainasenya dulu pakai batu (pondasi) supaya kuat, setelah itu ditutup pakai beton,” bebernya. Dia meminta, terutama kepada penanggung jawab atau ketua pelaksana untuk berkordinasi dan komunikasi dengan pemerintah desa, karena walau bagaimana pun kepala desa wajib mengetahu sejauh mana pelaksanaannya, baik itu sebelum maupun sesudahnya. “Sampai saat ini belum ada laporan atau kordinasi dari pemborong dan tadi saat di telepon saya minta besok untuk ketemu. Intinya saya ingin ada sinergi dan ini betul-betul dikontrol oleh saya,” tegasnya. (Heri) Bagi Halaman
BACA JUGA :  Terlalu Banyak Konsumi Teh Lemon Ternyata Miliki Efek Samping, Simak Ini
============================================================
============================================================
============================================================