Kalau pun ditambah, sambung Atang untuk pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di sekelilingnya, maksimal nominalnya di angka Rp50 miliar hingga Rp60 miliar. Sedangkan untuk Jembatan Sempur dan revitalisasi Suryakencana, itu belum prioritas. “Saya juga nggak tahu. Kenapa anggaran Rp30 miliar itu bukan dibuat gedung parkir, tapi malah ke segi estetika. Sementara, di daerah pinggiran, permasalahan banjir belum juga diatasi,” katanya. Kata Atang, pinjaman yang paling logis bagi Pemkot Bogor adalah Rp250 miliar hingga Rp300 miliar lantaran pemerintah hanya berkewajiban menyicil Rp50 miliar per tahun yang dipotong dari Dana Alokasi Umum (DAU) selama enam tahun. Sementara, bila di angka Rp494.858.479.708, DAU akan dipotong Rp83 miliar. “Jika dilihat dari sisi teknis pelaksanaan proyek RSUD dan Jembatan Otista jangan sampai sulit untuk dilakukan pembangunannya. Sebab dalam Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 bahwa pembangunan yang menggunakan dana pinjaman mesti dilakukan multiyears contract (Proses Kontrak Tahun jamak, red,” jelasnya. (B. Supriyadi).
Halaman:
« 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Silaturahmi ke DPRD Kota Bogor, Hery Antasari Ingin Terus Bersinergi
============================================================
============================================================
============================================================