Kemudian menurutnya, untuk membeli makan di dalam itu mahal, sementara warga Bogor tidak semuanya mampu untuk menjangkaunya, karena dahulu hanya bermodal Rp10 ribu warga sudah bisa kesana dan membawa bekal makanan. Untuk itu, pihaknya meminta Kebun Raya Bogor agar dikembalikan kepada fungsi semestinya.

“Bukan hanya GLOW saja, bentuknya apapun selama swasta yang di dalam itu harus keluar. Komitmen kami semua swasta keluar dari situ,” terang Tjetjep yang merupakan salah satu budayawan Bogor.

BACA JUGA :  Panas Siang Hari Paling Nikmat Menyantap Rujak Buah Bumbu Kecap Dijamin Bikin Melek, Ini Dia Cara Membuatnya

Tjetjep juga menjelaskan, tokoh-tokoh dan budayawan di Jabar semalam sudah berkumpul dan berencana untuk menemui Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Pihaknya ingin menyampaikan terkait penolakan KRB dikelola pihak swasta.

“Mudah-mudahan bulan ini bisa ketemu Gubernur. Tak hanya Ridwan Kamil, aspirasi penolakan KRB dikelola pihak swasta pun akan disampaikan pihaknya ke Pemerintah Pusat hingga DPR RI,” jelasnya.

BACA JUGA :  Ucapan Akhir Kepemimpinan Bima Arya dan Dedie Rachim: Hatur Nuhun Sadayana, Abdi Pamit

Menanggapi hal itu, GM Corporate Communication & Security KRB, Zaenal Arifin mengaku, menghargai aspirasi yang disampaikan para budayawan sebagai orang tua dan sesepuh yang sangat peduli kepada KRB. Bahkan, pihaknya pun demikian.

“Kami sangat menghargai aspirasi yang disampaikan para budayawan. Bahkan kami mengajak langsung para budayawan untuk bersama-sama melihat kedalam KRB,” pungkasnya. (aditya)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================