Kota Bogor Dikepung Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Teofilo Patrocinio Freitas dan Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto saat meninjau lokasi bencana di Kota Bogor, Senin (8/11/2021). Foto : Istimewa

BOGOR-TODAY.COM, BOGORKota Bogor dikepung bencana dampak hujan deras yang terjadi sejak Minggu (7/11/2021) siang hingga malam.

Dengan demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat sebanyak 33 titik bencana yang terjadi di 5 wilayah kecamatan yakni Bogor Utara, Bogor Tengah, Tanah Sareal, Bogor Barat dan Bogor Selatan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Teofilo Patrocinio Freitas dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/11/2021) menyebut bahwa banyak laporan yang masuk, namun berhubung banyaknya titik lokasi sejauh ini assesment belum merata.

“Perkembangan akan kami laporkan,” kata Teo.

Teo merinci, dari jumlah tersebut, terdapat 11 titik banjir lintasan, 9 longsor, 1 pohon tumbang, 1 rumah roboh dan 1 tembok penahan tanah (TPT) ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya dua orang mengalami luka-luka karena tertimpa longsor.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, Pemkab Bogor Hadirkan Layanan KB Serentak di 40 Kecamatan se-Kabupaten Bogor

“Seluruh wilayah di Kota Bogor rawan terjadi bencana terutama saat diguyur hujan. Hal itu disebabkan adanya banyak aliran sungai seperti Ciliwung dan Cisadane.

Mengantisipasi bencana sususulan, ia mengimbau kepada warga, khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana atau bantaran sungai untuk selalu waspada. Terlebih, jika hujan turun dengan durasi yang lama.

“Jika hujan sudah mulai di atas setengah jam, biasanya suka terjadi banyak bencana, harus bisa mengevakuasi diri sehingga mengurangi risiko bencana,” tutup Teo.

Menanggapi rawannya angka bencana di Kota Bogor, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mendesak Pemkot Bogor untuk membunyikan ‘alarm’ siaga bencana dengan meminta BPBD Kota Bogor bersiaga penuh, termasuk optimalisasi dana Biaya Tak Terduga (BTT) untuk tanggap bencana.

BACA JUGA :  PVMBG Laporkan Gunung Marapi Erupsi Malam Ini

“Di APBD perubahan 2021 kemarin kita telah anggarkan anggaran BTT sebesar Rp 30 miliar. Untuk kedaruratan, jangan lamban. Jangan birokratis. Jangan sampai ada sisa anggaran (SILPA, red) dari BTT, sementara kondisi rakyat sangat membutuhkan akibat bencana,”

“BPBD harus siap sedia dan selalu on call, siaga penuh dalam tanggap bencana dengan merespon cepat aduan warga,” kata Atang.

Selain itu, Atang juga meminta peran lurah dan camat sebagai aparatur wilayah juga sangat penting dalam penanggulangan bencana ini. Karena, keberadaan aparatur wilayah menjadi sentral dan mengetahui situasi wilayahnya jika terdapat bencana.

“Koordinasi dengan RW atau RT dan pengurus lingkungan lain sangat penting untuk antisipasi ataupun respon cepat dari berbagai kemungkinan yang tidak kita inginkan,” tegas Atang. (B. Supriyadi)

============================================================
============================================================
============================================================