Program Petani Milenial Kabupaten Bogor Manfaatkan Potensi, Tingkatkan Daya Saing Masyarakat Di Era Modern

Alhamdulillah, kami sudah mulai berhasil membina petani milenial tanaman hias hingga bisa ekspor ke USA, saat ini selain tanaman hias, komoditi unggulan kami ada kopi,talas beneng dan ubi jalar.

Kemudian, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bogor Oetje Subagdja optimis petani ikan milenial di Kabupaten Bogor sudah melakukan ekspor ikan ke Dubai, Uni Emirat Arab dan kedepan jajarannya akan meningkatkan derajat para peternak milenial.

“Kami berencana akan memajukan petani dan peternak milenial, masing-masing bidang tersebut akan dilakukan ‘treatment” yang berbeda karena komoditinya saja sudah berbeda. Disnakkan juga akan memperluas pasar ekspor, dan itu bakal didukung dengan program pengembang biakkan baik itu ikan, sapi maupun domba,” ujar Oetje.

Cerita Petani Milenial Sukses

Sekretaris Umum Himpunan Peternak dan Petani Milenial Indonesia (HPPMI), Saeful Ramadhan menyambut baik rencana dari Pemkab Bogor dalam menarik minat bertani para kaum milenial.

Ia berharap, ke depan tidak hanya mengajak kalangan milenial bertani, tapi juga menjadikan para petani melek teknologi layaknya milenial. Karena milenial itu mestinya sudah adaptif terhadap teknologi kekinian.

Pelaku Usaha Tanaman Hias Daun Kecamatan Ciseeng, Cici Melita Rahmawati, menuturkan, kami baru berjalan tujuh bulan, dengan memberdayakan masyarakat di wilayah kami. Ada sekitar 200 petani binaan untuk memproduksi tanaman berstandar ekspor, yang akan kami ekspor ke seluruh dunia, untuk menguasai pasar global.

“Rata-rata pendapatan petani binaan kami bisa mencapai 10 sampai 15 juta untuk satu petani dari memproduksi 200 sampai 500 tanaman per bulan. Sejauh ini yang kami produksi massal ada 70 jenis tanaman yang asli indonesia,” ujar Cici.

BACA JUGA :  DPRD Kota Bogor Sampaikan Hasil Pengawasan Pembangunan dan Penjaringan Aspirasi Masyarakat

Cici menyampaikan, kami juga pernah mengikuti kegiatan expo berskala internasional. Kami mempersiapkan sistem dengan membuat aplikasi inventory, sehingga petani-petani dapat menginput ketersediaan produksi mereka, yang juga bisa diakses oleh seluruh eksportir.

“Saya yakin dengan kita berkolaborasi, semua saling mengambil peran, semua saling mensupport, kita dapat bangkit dan kita dapat mencapai target menguasai pasar global tanaman hias. Apalagi dari kalangan milenial dengan segala kemudahan akses informasi, teknologi dan sebagainya. Saya yakin para petani milenial dapat mengambil peran yang penting untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Bupati Bogor, Ade Yasin mengungkapkan, omzet rata-rata per hari dari pelaku usaha ekspor tanaman hias se-Kabupaten Bogor adalah sebanyak 200 juta sampai dengan 300 juta, ini jumlah yang cukup besar dan tentunya juga menyumbang devisa untuk negara. Hal tersebut diungkapkannya pada Workshop Akselerasi Ekspor Tanaman Hias, di The Espemia Convention Hall & Villas, Ciawi, Kamis (21/10/2021).

Ade Yasin mengatakan, keberhasilan ekspor adalah prestasi yang membanggakan dan hendaknya menjadi contoh dan motivasi bagi para petani atau pelaku usaha tanaman hias lainnya untuk meningkatkan produksi tanaman hias.

“Saya sangat mengapresiasi, bahwa di tengah kondisi pandemi Covid 19, para petani dan pelaku usaha ekspor tanaman hias, mampu bekerja keras dan meraih peluang dalam berusaha tani. Pemerintah Kabupaten Bogor menaruh perhatian kepada petani dan pelaku usaha tanaman hias melalui pemberian bantuan berupa green house, pipanisasi, sarana pasca panen dan alat kultur jaringan,” kata Ade Yasin.

BACA JUGA :  Berdampak Positif Bagi Masyarakat, Pemkab Bogor Dukung Rencana Pengembangan IPB University di Dramaga dan Jonggol

Selanjutnya, Rhafdian Putra, Petani Milenial asal Kabupaten Bogor ini tak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkembang. Momen Dirgahayu Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus ini rupanya dimanfaatkan olehnya untuk membangkitkan geliat usaha UMKM dengan meluncurkan bisnis madu yang diberi nama Rumah Madu Petani.

“Di tengah pandemi covid-19 ini, imunitas menjadi benteng terampuh dalam menghadapi pandemi. Rumah Madu Petani hadir dan ingin memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Masyarakat Indonesia sekaligus untuk membantu petani madu untuk terus survive”, ujar putra saat melakukan launching produknya di Kecamatan Bojonggede pada Selasa (17/8/2021).

Putra menjelaskan, ide Rumah Madu Petani adalah ingin membuat homebase bagi petani madu di nusantara sekaligus mengembangkan ekonomi secara umum.

Pertama, jadi saat ini kami baru bermitra dengan petani di dua kabupaten, kedepan akan kami tingkatkan lagi kemitraan ini.

Kedua, kami ingin membuat kelompok petani madu sendiri bermitra dengan pemda setempat untuk menyerap tenaga kerja dan mempercepat pemulihan ekonomi, dan ketiga, kami ingin produk kami bisa menjangkau seluruh nusantara.

(TIM KOMUNIKASI PUBLIK / DISKOMINFO KABUPATEN BOGOR)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================