KORUPSI ADALAH BIANGNYA PENYIMPANGAN DARI PANCASILA

Oleh : Heru B Setyawan (Duta Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

SUDAH sejak jaman Presiden ke 6 yaitu Megawati Soekarno Putri membentuk  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tujuan untuk mengurangi dan memberantas korupsi.

Tapi sampai sekarang korupsi tidak semakin berkurang, justru faktanya semakin meningkat, weleh-weleh ngelus dada penulis. Biasa orang bijak insyaAllah akan berkata,”Ada KPK saja korupsi parah, apalagi jika tidak ada KPK pastilah tambah parah,”astaghfirullah.

Mengapa korupsi menjadi biangnya penyimpangan dari Pancasila? Jawabnya sangat mudah, karena dengan melakukan korupsi otomatis melanggar kelima dari sila Pancasila.

Orang korupsi itu lupa bahwa Allah itu Maha Tahu, Maha Melihat dan 99 Asma atau sifat mulia dari Allah. Mereka yang korupsi juga lupa atau pura-pura lupa ada Malaikat pencatat amal baik dan buruk.

BACA JUGA :  10 Manfaat Jus Mentimun untuk Kesehatan, di Antaranya Menjaga Kesahatan Jantung..

Korupsi juga melanggar sila ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Mereka tidak punya sifat kemanusian, bagaimana tidak, harusnya uang itu untuk kesejahteraan rakyat tapi diembat oleh koruptor, amit-amit jabang bayi, semoga keluarga besar kita dan anak cucu keturunan kita tidak ada yang jadi koruptor, Aamiin.

Korupsi juga melanggar sila ke 3 yaitu Persatuan Indonesia. Korupsi bisa merusak persatuan yang susah payah kita ciptakan. Mengapa korupsi bisa merusak persatuan, karena ada pihak yang diuntungkan dan ada pihak yang dirugikan.

BACA JUGA :  Cah Kangkung Ikan Asin, Menu Makan Sederhana saat Tanggal Tua

Korupsi juga melanggar sila ke 4 yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/perwakilan. Contoh korupsi ini adalah adanya money politick, serangan fajar dan pemilu curang.

Makanya sekarang banyak pejabat yang ditangkap KPK.Dan yang terakhir korupsi juga merusak sendi-sendi keadilan sosial yang ada di masyarakat. Pejabat harusnya melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan  rakyatnya, eh malah menyusahkan, menyengsarakan dan membodohi rakyatnya. Baik tetap semangat,  selamat Hari Pancasi 1 Juni, Jayalah Indonesiaku. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================