BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Ambruknya ruang kelas di SDN Bantarjati 9 menjadi perhatian DPRD Kota Bogor atas kejadian ruang kelas yang mengalami ambruk, pada Sabtu (19/11/2022) lalu pada pukul 13.00 WIB.

Ketua DRRD Kota Bogor Atang Trisnanto didampingi Ketua Komisi IV Karnain Asyhar, Wakil Ketua Komisi IV Said Mohammad Mohan bersama anggota DPRD Kota Bogor Jatirin, Akhmad Saeful Bakhri, Endah Purwanti dan Sri Kusnaeni mengunjungi SDN Bantarjati 9 di Jalan Dalurung, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara pada Senin (21/11/2022).

Atang mengatakan, ambruknya ruang kelas milik SDN Bantarjati 9 ini menjadi masalah yang cukup serius, karena ambruknya beberapa SDN di Kota Bogor terjadi dalam kurun waktu setahun ini.

“Dari hasil pantauan kami tadi bahwa perlu ada teknikal cek up untuk sekolah dasar yang memiliki potensi kerawanan kerusakan bangunan untuk segera dilakukan intervensi pembangunan,” ucap Atang kepada wartawan.

BACA JUGA :  Pangandaran Diguncang Gempa Terkini M3,7, Pusat di Laut Kedalaman 10 Km

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan diskusi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, bahwa kejadian ambruknya ruang kelas ini akan langsung di intervensi oleh APBD murni di tahun 2023.

“Harapan kita ini bisa segera dijalankan di awal tahun karena kalau tidak di segerakan, ini bisa mengganggu proses belajar mengajar,” ungkapnya.

Selain itu, jelas Atang pihaknya perlu duduk bersama seluruh pihak, bukan hanya dinas pendidikan, DPRD kota Bogor, namun juga dengan Bapenda dan BPKAD untuk mengetahui sekolah yang memiliki potensi kerawanan bencana.

“Kita mengutamakan dari 200 SDN dan 20 SMP di kota Bogor ini mana saja yang harus di paksa kita anggarkan agar tidak terjadi potensi kerawanan bencana apalagi terkait dengan keselamatan anak didik kita,” jelasnya.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Klaten, Toyota Etios Tertabrak KA Argo Wilis

Sementara, pelaksana tugas (Plt) kepala Sekolah SDN Bantarjati 9 Suci Iriyani mengungkapkan bahwa kejadian ambruknya ruang kelas tersebut terjadi karena kondisi atap kelas tersebut sudah rapuh dan lapuk sejak bulan Oktober lalu.

“Kelas itu tidak digunakan, satu kelas ini sudah dikosongkan sejak bulan Oktober,” ujar Suci.

Untuk itu, lanjut Suci, pihaknya sudah mengajukan perbaikan ke Disdik Kota Bogor ketika atap bangunan tersebut sudah agak turun dan mau ambruk.

“Memang kelas ini kelihatannya baik baik saja, tapi didalamnya kita tidak tahu seperti apa,” katanya.

“Imbas dari kejadian ini dua kelas tidak digunakan, karena di khawatirkan ketika ambruk kelas disebelahnya akan terbawa ambruk,” pungkasnya. (Aditya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================