Gaya Hedon Sekolah Negeri, Mana Peran Pemerintah?  

SDN CIPAYUNG 1
Gaya hedon guru sekolah dengan membebankan siswa kerap terjadi di sekolah negeri, salah satunya SDN Cipayung 1. (FOTO : IST)

BOGOR-TODAY.COM – Bergesernya nilai-nilai luhur sekolah sebagai tempat menimba ilmu, kini menjadi industri pencari uang.

Parahnya lagi gaya hedon guru sekolah dengan membebankan siswa kerap terjadi di sekolah negeri, salah satunya SDN Cipayung 1.

“Selain ada iuran Rp20.000 perbulan bagi siswa siswi, di sekolah itu juga ada biaya pengeluaran sebesar Rp200 ribu untuk kebersihan,” tuturnya.

Salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya itu menambahkan, jika salah satu guru berulang tahun, siswanya pun memberikan kado ulang tahun untuk guru.

“Kado untuk guru yang ulang tahun berupa barang mewah, salah satunya logam mulia, itu juga diambil dari uang kas kelas. Jika ada hal lain siswa juga patungan lagi,” kata dia.

BACA JUGA :  Diduga Bunuh Diri Tusuk Perut di Kamar Mandi, Mahasiswa di Pamekasan Ditemukan Tewas

Hal itu mencerminkan gaya hedon guru-guru SDN Cipayung 1 yang menjadi keluhan wali murid.

Tidak hanya persoalan itu saja, jalan-jalan berkedok study tour yang diselenggarakan pihak sekolah juga terkesan membebankan siswa.

“Jika tidak ikut study tour, maka guru akan memberikan tugas kepada siswa yang tidak ikut, yang menurut saya tugasnya itu tidak rasional untuk seorang anak murid SD,” imbuhnya.

Study tour ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta wajib diikuti kelas I sampai kelas 3 dengan besaran biaya yang diminta per murid sebesar Rp270 ribu.

BACA JUGA :  Jaga Kadar Gula Darah dengan 5 Kebiasaan Pagi yang Penting Ini

Untuk kelas 4 hingga kelas 6 tujuan wisatanya ke tempat kolektor alat musik Sunda di Bandung, dengan iuran sebesar Rp350 ribu persiswa.

“Sebagai wali murid kami mendukung apapun kegiatan sekolah, namun yang membuat kami kesal ada semacam ancaman dari sekolah pada anak kami jika tidak ikut study tour,” ujarnya.

Menurutnya, pemberian tugas kepada siswa yang tidak mengikuti study tour diluar nalar itu, sudah mencerminkan sikap diskriminasi terhadap siswa.

============================================================
============================================================
============================================================