Nyi Ageng Serang, Pemimpin Pasukan 500 Orang Perempuan Pejuang Lawan Belanda, Ini Dia Kisahnya

Nyi Ageng Serang, Pemimpin Pasukan 500 Orang Perempuan Pejuang Lawan Belanda, Ini Dia Kisahnya

BOGOR-TODAY.COM – Dalam perang melawan kolonial Belanda, beberapa nama perempuan turut serta. Mereka bahkan memimpin pasukan beranggotakan ratusan orang. Para perempuan pejuan ini juga dikisahkan ikut dalam barisan pasukan Pangeran Diponegoro.

Perjuangan Nyi Ageng Serang yang konon perempuan pertama yang memimpin pasukan berkekuatan 500 orang di sekitar Serang, Demak, dikisahkan Peter Carey dalam “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 – 1825”.

Saat itu, putranya Pangeran Serang II menyerang posisi-posisi Belanda di Pantai Utara pada bulan Agustus-September 1825. Bahkan konon Raden Ayu Serang ini konon memiliki kesaktian yang diperoleh setelah banyak bertapa di gua-gua pantai selatan Jawa.

BACA JUGA :  Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah Hadiri Reform Knowledge Sharing

Nyi Ageng Serang atau Raden Ayu Serang memiliki nama asli Raden Ajeng Kursiah Retno Edi. Dia istri seseorang dari garis keturunan Sunan Kalijaga dan merupakan ibu dari Pangeran Serang II.

Perempuan yang sezaman dengan Nyi Ageng Serang adalah Raden Ayu Yudokusumo. Dia adalah putri Sultan Hamengku Buwono I yang menikah dengan seorang Bupati Mancanagara Yogya

Konon dia dikenal memiliki kecerdasan dengan tingkat tinggi. Dengan siasat yang luar biasa, dia menjadi otak dari serangan atas komunitas Tionghoa di Ngawi pada 17 September 1826.

Pusat pertahanan Raden Ayu Yudokusumo berada di Muneng, kabupaten suaminya yang berada di timur Kali Madiun. Dia kemudian turut bergabung dengan pasukan Raden Sosrodilogo di Jipang Rajekwesi antara November 1827 dan Maret 1828.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 15 Mei 2024

Di Ngawi dan pos cukai terdekat di Kudur Brubuh, Bengawan Solo, seorang perempuan peranakan berperan penting dalam membentuk pasukan keamanan setempat menyusul manuver Raden Ayu Yudokusumo.

Para wanita di desa-desa sekitar Yogyakarta juga konon telah menyiapkan bubuk mesiu untuk bersiap menghadapi musuh. Para perempuan juga membawa barang berharga ke medan laga dengan mengenakan seragam tempur seperti pria.

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================