Mahasiswa se-Nusantara Belajar Keberagaman ke Kota Bogor

Kunjungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ke Kota Bogor.

BOGOR-TODAY.COM – Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan kunjungan ke Kota Bogor untuk mempelajari keberagaman dan toleransi yang ada di Bogor.

Kunjungan dari mahasiswa se-nusantara tersebut diterima langsung Wali Kota Bogor, Bima Arya di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Sabtu (25/11/2023).

Dihadapan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini, Bima Arya mengisi sesi inspirasi dengan tema strategi pemimpin Kota Bogor dalam menjaga kerukunan dan keberagaman etnis masyarakat di Kota Bogor.

Tak hanya itu, Bima Arya juga bercerita tentang penyelesaian persoalan-persoalan yang sempat menjadikan Kota Bogor sebagai kota Intoleran yang kemudian diselesaikan secara bersama dengan Forkompinda, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan masyarakat dan berbagai stakeholder lainnya.

BACA JUGA :  Keren! Guru SMA di Kota Bogor Raih Penghargaan 5 Guru PKn Terbaik se-Jawa Barat

Menurut dia, menjadi wali kota tidak hanya bertugas membangun kota, tapi juga membangun manusia.

“Membangun manusia jauh lebih penting tetapi juga jauh lebih complicated, lebih rumit daripada menata kota. Menata kota itu rumit, ngurusin sampah, ngurusin PKL, ngurusin jalan, ngurusin banjir,  itu nggak mudah, tapi jauh lebih tidak mudah lagi membangun manusia,” kata Bima Arya.

Sebelum mengikuti pemilihan wali kota pada tahun 2012, dirinya melihat ada sesuatu yang harus dibenahi di Kota Bogor, karena Bogor ketika itu berkembang ke arah yang tidak cocok dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.

“Saat saya kecil Bogor itu jumlah penduduknya sekitar 400 ribu penduduk, kemudian ketika saya kuliah itu bertambah 700 ribu dan hari ini penduduk Kota Bogor 1,1 juta,” katanya.

BACA JUGA :  Torehkan Prestasi di Bidang Olahraga, Pemkab Bogor Ganjar Insan Olahraga Kabupaten Bogor dengan Pemberian Bonus

Saat ini Kota Bogor bukan hanya dihuni oleh orang-orang ‘senior’ Bogor, tapi juga para pendatang dari wilayah Jabodetabek dan sekitarnya serta dari luar pulau Jawa.

Sehingga kota yang luasnya tidak bertambah ini memiliki kepadatan yang cukup padat seiring meningkatnya jumlah penduduk.

“Jadi luasnya tetep, orangnya menambah, kepentingannya nambah. Kalau nggak dilayani semua dengan adil, maka akan terjadi persoalan-persoalan. Disitulah saya bilang enggak mudah membangun manusia, orang dengan latar belakang yang berbeda beda,” jelasnya.

======================================
======================================
======================================