Pergerakan Tanah di KBB, Bangunan Rumah Hingga Sekolah Rusak

Pergerakan Tanah di KBB, Bangunan Rumah Hingga Sekolah Rusak

BOGOR-TODAY.COM – Telah terjadi bencana alam pergerakan tanah yang mengakibatkan sebanyak 10 rumah dan satu sekolah di Kampung Cigombong, RT 04/13, Desa Cibedug Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat rusak berat.

Kedalaman pergerakan tanah rata-rata mencapai 50 sentimeter. Selain itu, 44 rumah lainnya di wilayah tersebut juga terancam bencana susulan karena hingga kini pergerakan tanah terus terjadi.

Kepala Desa Cibedug, Engkus Kustendi mengatakan, pergerakan tanah tersebut mulai muncul pada 19 Februari 2024.

“Sampai sekarang semakin parah. Jadi tanah itu ada yang ambles sampai lebih dari 50 sentimeter,” ujarnya, pada Rabu (28/2/2024).

Dia menyampaikan, 10 rumah yang rusak mayoritas bagian temboknya retak menganga. Warga yang rumahnya terdampak terpaksa mengungsi terlebih dahulu. Sedangkan rumah yang terancam ada 44 unit dan sekolah sudah tidak dipakai lagi untuk sementara ini.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, Minggu 19 Mei 2024

“Untuk warga yang rumahnya rusak sudah mengungsi ke rumah saudaranya. Kemudian untuk sekolah, sekarang sudah tidak bisa dipakai karena akan membahayakan murid nanti,” katanya.

Selain bangunan, pergerakan tanah juga menyebabkan jalan kampung rusak. Warga kemudian membuat jalan alternatif agar bisa dilintasi kendaraan.

“Jalan kampungnya juga ambles, jadi kendaraan tidak bisa lewat. Sekarang warga membuat jalur alternatif,” ucapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB sudah melakukan asemen terhadap bencana pergerakan tanah tersebut. Hasil sementara dugaan awal bencana itu disebabkan kondisi tanah labil sehingga tidak kuat saat hujan deras mengguyur selama tiga hari berturut-turut.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, 14 Mei 2024

“Dugaan awal karena hujan deras berhari-hari dan tanah labil,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD KBB, Asep Sehabudin.

“Untuk memastikannya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti BPBD Provinsi Jawa Barat dan Badan Geologi untuk melakukan kajian di wilayah tersebut. Cuma kita harus pastikan lagi penyebabnya berdasarkan kajian pihak terkait seperti Badan Geologi,” ucapnya.(NET*)

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================