UTAK-ATIK CALON PENDAMPING JARO ADE

Wajar saja bila banyak orang berpendapat demikian jika berhitung secara politik, Jaro Ade pernah maju dalam Pilbup Bogor 2018 dengan raihan suara 859.444 atau 38,74 persen beda tipis dengan Ade Yasin yang di usung PPP mendapatkan perolehan suara sebanyak 912.221 suara atau 41,12 persen.

Jaro Ade punya modal suara yang cukup signifikan yang katanya masih dirawat untuk pertempuran merebut kursi F1 dalam Pilbup Bogor 2024 ini. Secara hitung – hitungan matematika jika dijumlahkan suara Jaro Ade dengan Partai Golkarnya ditambah suara Ade Yasin yang saat ini telah diwariskan kepada kakak iparnya yakni Elly Yasin sudah pasti barang itu jadi.

Banyak di kalangan masyarakat yang mendadak jadi dukun politik seolah mampu meramal kemenangan duet Jaro Ade – Elly Yasin dengan bumbu – bumbu bahwa di belakang Elly Yasin ada sosok good father yang mampu memenangkan siapapun jadi bupati Bogor, bahkan muncul stigma bahwa good father itu mampu mengendalikan kemenangan Pilbup Bogor meski di dalam pesantren.

Angin surga kemenangan duet Jaro Ade – Elly Yasin terus dihembuskan, karena DPC PPP Kabupaten Bogor selain memiliki pengurus ditingkat kecamata, juga memiliki prajurit tambahan yang dinamai Rachmat Yasin Center (RYC) di 40 kecamatan se Kabupaten Bogor. Namun pertanyaan besarnya, masihkah ada prajurit RYC itu, apakah masih solid dan manut pada ndoro-nya, ini soal politik yang hanya hitungan detik bisa berubah – ubah, terlebih urusan perut.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Kulonprogo, Remaja Boncengan 3 Naik Motor Tabrak Truk, 1 Tewas 2 Luka

Lantas, apa benar ramalan dukun politik musiman itu terwujud jika Jaro Ade dengan Elly Rachmat Yasin dipasangkan dalam Pilkada Kabupaten Bogor 2024 bisa menang, siapa yang menjamin, yang bisa menjamin siapapun yang menang dalam kontestasi Pilbup Bogor itu hanyalah para bohir yang memiliki uang tanpa seri.

Karena, sudah menjadi rahasia umum saat pesta demokrasi para pengantin butuh uang, mengingat masyarakat kita sangat pragmatis hingga ada jargon “Cilok Dikecapan, Daek Nyolok Asal Aya Gocapan”. Mulai pahamkan sampai disini, dipasangkan dengan siapapun jika Jaro Ade tidak memiliki bohir tak ada jaminan kemenangan, apalagi kemenangannya 1000% lebih.

Kita sepakat hari ini Jaro Ade sedang di atas awan, karena hasil penilaian dari lembaga survei, elektabilitas dan popularitas Jaro Ade sebagai calon bupati Bogor menduduki posisi tertinggi jika dibandingkan calon lainnya, yang katanya menembus angka 35 koma sekian persen. Anggap saja itu benar, lantas apakah angka itu akan terus naik atau malah sebaliknya jika suatu saat nanti ada yang memainkan black campaign dengan membongkar dosa masa lalu para calon bupati.

BACA JUGA :  Wajib Coba, Kangkung Goreng Belacan ala Malaysia Dijamin Lezat dan Pedas Nampol

Belajar dari pengalaman pahit Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor pernah bahkan dua kali berurusan dengan prajurit dari Kuningan hingga dua kali terkena operasi tangkap tangan. Tentunya itu merupakan rapor merah bagi sebuah lembaga pemerintah jika kepala daerahnya terkena OTT, apalagi jarak waktu OTT pertama dengan yang kedua tidak terlampau jauh.

Harusnya ini menjadi pertimbangan yang amat perlu direnungkan oleh para calon bupati Bogor 2024 sebelum Pemkab Bogor menjadi keledai untuk kedua kalinya yang terjatuh di lubang yang sama. Pihak dari Kuningan mungkin saja sedang memantau Pilkada Kabupaten Bogor 2024, karena suka tidak suka, mau tidak mau, Bumi Tegar Beriman ini jadi sampling untuk tindak pidana korupsi. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Halaman:
« 1 2 » Semua
======================================
======================================
======================================