Oleh : Devi Kartika Utami

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Program Studi Agribisnis

BOGOR-TODAY.COMNgawen merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luasnya wilayahnya mencapai 46,58 km² atau sekitar 3,14% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Terletak sejauh 22,8 km di sebelah utara Kota Wonosari, dan sejauh 49,9 km sebelah timur Kota Yogyakarta. Kecamatan ini secara administratif dibagi ke dalam 6 kelurahan.

Masyarakat Ngawen merupakan salah satu kelompok penduduk Indonesia yang masih melestarikan budidaya pangan lokal yang dapat mendukung ketahanan pangan, baik lokal maupun nasional. Faktanya, mayoritas penduduknya memprioritaskan pertanian dan pariwisata sebagai sektor pendapatan utama pembangunan daerahnya.

Warga masyarakat Ngawen, Gunung Kidul, Marjini mengatakan, “Warga masyarakat tidak hanya mengandalkan beras saja sebagai sumber pangan pokok, tetapi juga mengonsumsi bahan pangan alternatif lain, seperti umbi-umbian sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras,” Senin (27/5/2024).

Upaya diversifikasi pangan alternatif tersebut juga sebagai upaya masyarakat untuk mencegah dan menangani apabila adanya fenomena kelangkaan beras dan lonjakan harga beras yang signifikan akibat adanya perubahan iklim yang drastis, dan diversifikasi lahan yang menyebabkan penyempitan lahan pertanian, sedangkan jumlah konsumen semakin bertambah yang sedang marak terjadi.

“Umbi-umbian menjadi potensi lokal yang perlu dikembangkan karena berpotensi sebagai sumber karbohidrat yang produktif dan bernilai ekonomi,” ujarnya.

Umbi-umbian biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan pengganti beras atau makanan selingan karena merupakan sumber karbohidrat. Umbi-umbian memiliki nilai guna yang tinggi terhadap pangan dan nilai gizi bagi masyarakat karena mengandung vitamin, mineral, karbohidrat dan serat. Tanaman umbi-umbian sengaja ditanam karena mempunyai nilai ekonomi.

Tanaman umbi-umbian juga mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan tanaman biji-bijian. Keunggulan tanaman umbi-umbian secara umum ialah dapat tumbuh di sembarang lahan dan kurang subur; daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi; berumur pendek; masa panennya tidak diburu waktu, yaitu dapat dibiarkan di tempatnya untuk beberapa minggu sehingga dapat dijadikan lumbung hidup.

Pada tanaman umbi-umbian, penyakit tanaman, seperti hama, terdapat sedikit sekali. Cara penanggulangannya pun sangat sederhana. Cara tradisional lebih sering digunakan daripada cara modern yang menggunakan pestisida, hal ini disebabkan para petani lebih terbiasa dengan cara-cara tradisional.

Tanaman umbi-umbian yang berpotensi sebagai bahan pangan alternatif yang dibudidayakan oleh para petani di Kecamatan Ngawen, antara lain:

BACA JUGA :  Warga Semarang Geger, Penemuan Potongan Kaki di Pantai Marina

Pertama, Ganyong (Canna edulis Kerr.)

Umbi ganyong jika dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi karena umbi ini mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Walaupun kandungan karbohidratnya lebih rendah dibandingkan singkong, kandungan karbohidrat umbi dan tepungnya lebih tinggi daripada kentang. Begitu pula dengan kandungan mineral kalsium, fosfor, dan besi.

Ngawen

Manfaat ganyong ada banyak dan bervariasi. Bila dibuat tepung, tepung ganyong sangat mudah dicerna sehingga sering dapat dikonsumsi oleh bayi atau orang yang sedang sakit. Selain itu, ganyong juga dapat dibuat gaplek, dan berbagai macam jenis makanan atau kue.

Kedua, Garut (Maranta arundinacea L.)

Ngawen

Tanaman ini bisa dimanfaatkan sebagai obat-obatan (mendinginkan perut, disentri, obat eksim, dan memperbanyak ASI). Selain itu, garut juga dapat dibuat tepung, berbagai makanan seperti kue kering atau basah dan cendol untuk dawet.

Ketiga, Suweg (Amorphophallus campanulatus forma hortensis Backer.)

Ngawen

Kandungan karbohidrat umbi suweg sangat tinggi, yaitu antara 80% dan 85%. Selain itu, suweg juga mengandung vitamin A dan B. Cara pengolahan umbi suweg sangat bervariasi, dapat dikukus, dibuat kolak, atau thiwul.

Keempat, Talas (Colosia esculenta (L.) Schott.)

Selain merupakan sumber karbohidrat, talas juga mengandung zat-zat lainnya. Di daerah tertentu di Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok. Di daerah lain, talas dimakan sebagai makanan tambahan setelah diolah menjadi macam-macam penganan atau dapat pula dimakan begitu saja setelah direbus, dikukus, atau digoreng. Talas juga dapat diambil tepungnya untuk dipakai sebagai pengganti terigu. Talas juga dapat dibuat kue, roti, dan bahan minuman lewat proses fermentasi.

Ngawen

Kandungan protein daun talas ternyata lebih tinggi daripada umbinya. Kandungan protein kasar berat kering daun talas bogor, talas semir, dan bentul adalah antara 4,24%-6,99%, sedangkan pada umbinya hanya sekitar 0,54%-3,55%. Pada talas liar, kandungan protein daun sekitar 3,85%-7,97%. Sementara itu, kandungan protein pada umbi liar hanya sekitar 0,42%-7,97%. Di Indonesia, daun, bahkan tangkai talas sering kali dijadikan sayuran.

Kelima, Kimpul (Xanthosoma sagittifolium Schoot.)

Sebagaimana tanaman umbi lainnya, kimpul juga mengandung zat gizi yang cukup tinggi. Dari segi rasa, kimpul yang dibuat tepung rasanya lebih manis dan lebih legit daripada jenis umbi lainnya. Kimpul umumnya dimakan dalam bentuk makanan yang diolah secara sederhana, tanpa teknologi yang sulit, seperti kimpul rebus atau kukus, getuk kimpul, ceriping, kroket, dan perkedel.

Kecuali umbi anakan yang terdapat di sekitar umbi induk, umbi induk kimpul juga dapat dimakan. Meskipun dapat menimbulkan gatal, umbi induk rasanya jauh lebih enak daripada umbi anakan. Penduduk pedesaan tahu benar kapan saat umbi induk dapat dimakan tanpa rasa gatal.

BACA JUGA :  Tak Terima Ditilang, Pemotor Nyaris Adu Jotos dengan Polisi di Nias Selatan

Keenam, Singkong (Manihot esculenta)

Sebagai bahan pangan, singkong mempunyai nilai gizi yang berarti. Nilai gizi singkong sebagai makanan tunggal memang rendah proteinnya dibandingkan dengan beras. Akan tetapi, sebagai makanan pelengkap atau selingan sehari-hari, misalnya bila diolah menjadi makanan ringan, nilai gizi singkong tidak seburuk yang dibayangkan. Kandungan zat makanan dalam singkong setelah diolah menjadi gaplek dan tepung tapioka pun mengalami perubahan.

ngawen

Daun dan umbi singkong dapat diolah menjadi berbagai macam makanan yang bergizi tinggi dan menggugah selera. Sebagai contoh, daun singkong dapat dimasak menjadi sate, gulai, dan perkedel, sedangkan umbinya dapat diolah menjadi kue, puding, lemang, atau puli.

Ketujuh, Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)

Ngawen

Umbi ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan makanan pokok karena cukup banyak mengandung karbohidrat, yaitu 123 g dalam 100 g ubi, dan merupakan sumber kalori yang potensial. Umbi ini pun dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan yang membantu perbaikan gizi masyarakat karena nilai kandungan karbohidratnya cukup tinggi. Di samping itu, kandungan vitamin A-nya, terutama ubi jalar merah juga cukup besar, yaitu 7.700 S.I. Kandungan lainnya adalah vitamin C dan mineral- mineral utama, seperti kalsium (zat kapur) dan zat besi (ferum).

Kedelapan, Ubi Gembili (Dioscorea esculenta)

Komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat sebesar 27-37%. Selain di gunakan sebagai sumber pangan umbi gembili juga dapat di buat menjadi tepung dan diolah menjadi cookies.

Ngawen

Diperlukan kearifan lokal dalam menyikapi alam menyebabkan sumber daya pangan lokal atau tradisional dapat dibudayakan secara arif, sehingga masalah kekurangan pangan dapat terhindari. Pemanfaatan lahan dikelola pula dengan baik, tanah tidak hanya sawah dan ladang yang digunakan sebagai lahan memproduksi pangan, tetapi tanah pekarangan digunakan pula sebagai lahan untuk jenis tanaman pangan umbi-umbian, seperti gembili dan talas.

Keanekaragaman jenis tanaman pangan yang sejak dulu dikenal seharusnya digali kembali. Tanaman pangan lokal bahan pangan alternatif pengganti beras, seharusnya tetap dipertahankan guna menjaga ketahanan pangan dan mencegah terjadinya kelangkaan pangan. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
======================================
======================================
======================================