riaugreen_Beberapa-Alasan-Kenapa-Perekonomian-Indonesia-Cukup-Rentan-Terhadap-KrisisJAKARTA, TODAY — Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (the Fed) tampak­nya seperti sengaja mengulur-ulur rencana ke­naikkan suku bunga acuan. Isu kenaikan suku bunga ini menjadi katalis utama hancurnya nilai tukar rupiah terhadap USD. Rupiah masih akan tertekan di kisaran level Rp 14.280-Rp 14.340 hingga menunggu pen­gumuman The Fed yang akan berlangsung di tanggal 16-17 September 2015. Jika suku bunga The Fed jadi dinaikkan, otomatis rupiah akan langsung merespons negatif.

“Masih akan tertekan. An­tisipasi jelang pengumuman the Fed minggu ini, sekitar 16- 17 September. Menunggu the Fed, rupiah masih melemah di kisaran Rp 14.280-Rp 14.340,” kata Analis Pasar Uang dari Bank Himpunan Saudara Rully Nova Minggu (13/9/2015).

Rully menjelaskan, penga­ruh negeri Paman Sam terse­but memang cukup ampuh menekan mata uang negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia. Pelemahan rupiah ini hanya akan terjadi dalam jangka pendek karena mere­spons kenaikan suku bunga the Fed.

BACA JUGA :  Tingkatkan Mood dan Ingatan dengan Konsumsi 5 Makanan Ini!

“Ini hanya sementara, setelah pengumuman The Fed, ketidakpastian global sudah tidak ada lagi, investor tinggal fokus ke ekonomi domestik,” katanya.

Selanjutnya, kata Rully, rupiah akan kembali melaku­kan penyesuaian dengan fokus pada perkembangan sektor ekonomi domestik. Berakh­irnya ketidakpastian global ini, nantinya akan perlahan membuat rupiah beradaptasi ke level normalnya. Tentunya, dengan dukungan pertumbu­han ekonomi domestik yang membaik. “Kalau sekarang masih wait and see, menunggu pengumuman the Fed, masih ada potensi capital outflow un­tuk balik lagi ke AS,” ujarnya.

BACA JUGA :  Ravindra Titip Ribuan Bibit Pohon Ke Peserta Upacara Hardiknas di Sukajaya

Rully menjelaskan, rupiah masih punya ruang cukup lebar untuk bisa kembali men­guat dengan bantuan perkem­bangan ekonomi domestik. Investor akan melihat rilis per­tumbuhan ekonomi kuartal III- 2015 yang diharapkan bisa leb­ih baik dibanding sebelumnya.

Rully optimistis, pertum­buhan ekonomi kuartal III- 2015 diperkirakan akan berada di level 5%. Secara full year atau sepanjang tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indo­nesia akan berada di kisaran 5,1%-5,2%.

Rasa optimisme ini karena diperkirakan realisasi belanja pemerintah di akhir tahun akan meningkat tajam. Diikuti konsumsi juga akan meningkat dan membaiknya ekspor Indo­nesia sehingga posisi transaksi neraca berjalan juga membaik. “Pelemahan tidak akan lama, karena gangguan eksternal berkurang. Rupiah punya pel­uang menguat tergantung per­tumbuhan ekonomi,” pung­kasnya.

(Alfian M|detik)

============================================================
============================================================
============================================================