BOGOR, Today – Ketekunan meneliti dan tak kenal lelah mencari inspirasi pada akhirnya membuahkan prestasi. Demikian kiranya ungkapan yang patut disematkan untuk tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Ketiganya adalah Iis Tentia Agustin, Gempur Irawan dan Nurlia DamÂayanti berprestasi meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional ‘Agrotech’s Fair 2015’ yang disÂelenggarakan Universitas Sebelas Maret (UNS). “Ide ini berawal dari kesadaran kami mengenai permasalahan lingkunÂgan bahwa limbah plastik sulit terdegraÂdasi dan menumpuk. Plastik tidak hanya dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, namun di bidang pertanian pun juga sering menggunakan plastik. Contohnya, plastik sebagai polibag benih,†ungkap Gempur kepada BOGOR TODAY, Kamis (01/10/2015), kemarin.
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Gempur dan kawan-kawan adalah dengan penggunaan plastik ramah lingÂkungan atau biodegradable (dapat terurai) yang terbuat dari enceng gondok. Enceng gondok mengandung selulose atau serat yang bisa menggantikan plastik. Selama ini enceng gondong dianggap sebagai hama atau gulma bagi masyarakat.
“Kami melakukan penelitian enceng gondok ini sejak tingkat pertama di laboÂratorium kerja Dr. Irzaman, Staf Pengajar Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB, yang di dalamnya tersedia fasilitas laboÂratorium. Beliau mengizinkan kami mengÂgunakan fasilitas laboratorium kerjanya karena melihat kami tekun dan menyukai dunia penelitian. Waktu itu, Dr. Irzaman adalah konselor saya di Tingkat Persiapan Bersama (TPB),†kata Mahasiswa BiokimÂia, FMIPA IPB itu.
Di daerah asal Gempur, Garut, potensi enceng gondok melimpah. Bersama denÂgan gurunya di SMAN 11 Garut, Gempur juga menggunakan laboratorium sekoÂlahnya untuk uji coba eco-bag dalam benÂtuk polibag enceng gondok pada petani setempat. Polibag buatan timnya dapat digunakan untuk menanam benih cabai di daerahnya.
“Enceng gondok seberat lima kiloÂgram bisa menghasilkan 100 polibag denÂgan diameter empat sentimeter. KeungÂgulan polibag ini petani bisa langsung menanam tanaman cabai tanpa perlu melepas polibag enceng gondok. Polibag akan terurai dengan sendirinya menjadi pupuk yang menambah unsur hara yang dapat menyuburkan tanah,†jelas peneriÂma Beasiswa Bidik Misi ini. Kelemahan polibag ini, kata mahasiswa yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Forum for SciÂentific Studies (UKM FORCES) IPB ini, kualitasnya belum terstandar sehingga belum bisa dibuat dalam jumlah massal atau komersial. “Perlu penyempurnaan dan penelitian lebih lanjut,†tandas GemÂpur.
(Rifky Setiadi)