Menjadi tuan rumah Piala Suratin Usia 17 tahun (U-17) menjadi ajang pembuktian bagi Persatuan Sepakbola Bogor (PSB) bahwa tim kesayangan masyarakat Kota Bogor itu masih bertaji dan siap bertarung dengan tim tangguh lainnya
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
PSB yang tengah dirundÂung krisis dan baru saja merumahkan separuh dari skuatnya, mendapatkan kesemÂpatan untuk unjuk gigi dengan menjadi tuan rumah Piala SuraÂtin U-17. Ajang tersebut menjadi ajang pembuktian tim berjuluk Laskar Pakuan tersebut.
Ketua Umum (Ketum) PSB, HM Idris mengatakan bahwa kepautusan yang diambil oleh pihak manajemen PSB meruÂpakan keputusan terbaik untuk menyelamatkan PSb suapay tiÂdak karam dan bubar jalan. “WaÂlaupun pahit, ini keputusan terÂbaik,†katanya.
Dikatakan Idris, kebijakan yang diambil oleh PSB diakuinya tidak menyalahi aturan. Karena sejak awal manajemen dan peÂmain sudah sepakat akan menÂgambil tindakan pemutusan konÂtrak jika kompetisi dihentikan atau terjadi force majeure.
Meski kontrak kerja sama dihentikan, PSB menegaskan suÂdah melunasi semua tanggungan gaji pemain. “Situasi seperti ini sudah dijelaskan dalam kontrak. Kita sudah bayar semua gaji peÂmain,†paparnya.
Idris juga berharap kepada semua pihak yang peduli dengan pesepakbolaan di Kota Bogor ini, pihaknya secara terbuka memÂbuka selebar-lebarnya. “Ya silahÂkan kalau mau bantu, siapapun itu yang memiliki niat untuk meÂmajukan sepakbola di Kota Bogor ini,†tuturnya.
Ketua Asosiasi Kota PersatuÂan Sepakbola Seluruh Indonesia (Askot PSSI) Bogor, Eko Prabowo turut angkat bicara. Eko mengaÂpresiasi keputusan yang diambil oleh pengurus PSB dengan beÂrani mengambil langkah radikal demi penyelamatan klub.
Eko melihat keputusan yang diambil tersebut merupakan sentiÂlan untuk menumbuhkan gerakan sadar dan cinta terhadap sepakboÂla Kota Bogor. “Saya menyambut positif langkah itu. kalau tidak sepÂerti itu, nanti tidak akan ada pihak yang mau peduli dengan PSB. PaÂdahal ada elemen yang seharusnya bergerak,†katanya.
Lebih lanjut Eko memberikan catatan bahwa ke depan PSB meÂmiliki pekerjaan rumah (PR) beÂsar dan perlu untuk bekerja eksÂtra keras untuk bisa diterima dan dicintai oleh segenap masyarakat Kota Bogor. “Caranya ya dengan mengukir prestasi. Piala Suratin ini menjadi ajang paling tepat untuk melakukan pembuktian,†tegasnya.
Kemudian, lanjutnya, manaÂjemen PSB harus berbenah terus secara internal hingga bisa stabil secara finansial dan pembinaan pemain. Setelah itu barulah berÂpikir untuk melakukan pembeÂnahan eksternal. Salah satunya dengan menggelar campign gerÂakan cinta PSB. “Saya yakin banÂyak pihak yang tidak rela bila PSB kandas bahkan sebelum tinggal landas,†pungkasnya. (*)