BOGOR TODAYÂ – Menjijikan. Inilah yang terlontar saat berkunjung dan melintas di Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota BoÂgor. Bau tak sedap tercium tiga hari belakangan. Bahkan, belatung juga nampak mengeÂpung sampah di dalam truk. Ihwal diparkirnya ribuan ton sampah di kantor kebersihan adalah penolakan dan pemÂblokiran jalur Galuga oleh warga Bogor Barat.
“Sudah beberapa hari truk sampah parkir disini, karena bingung mau buang sampah kemana, di Galuga sudah tiÂdak bisa buang sampah lg,†kata Sudrajat, salah satu staff DKP Kota Bogor, kemarin.
Bau tak sedap dinilai muÂlai mengganggu masyarakat disekitar DKP Kota Bogor. Uniknya lagi, disekitar area DKP banyak terdapat restoran yang menyajikan berbagai menu makanan.
“Terganggulah mas, bauÂnya ga enak banget. Pelanggan yang makan disini jadi tergangÂgu, omset juga mulai menuÂrun,†keluh salah seorang supervisior restoran, tak jauh dari Kantor DKP Kota Bogor.
Menumpuknya sampah di kantor urusan kebersihan dan taman ini adalah buntut molornya pengurusan konÂtrak pakai Tempat PembuanÂgan Akhir (TPA) Galuga antara Pemkot dengan Pemkab BoÂgor. Kontrak ini habis pada DeÂsember 2015 lalu, dan hingga kini belum jelas apakah diperÂpanjang atau tidak.
Warga yang berlokasi di Jalan Raya Cibungbulang, KaÂbupaten Bogor juga menolak untuk memperpanjang kesÂepakatan kontrak yang telah ditawarkan Pemkot Bogor, alasannya Pemkot dinilai tidak maksimal mengelola sampah di TPA Galuga.
“Selama ini tata kelola TPA Galuga tidak maksimal, sehingga mencemari lingkunÂgan. Setiap truk yang lewat sampahnya sering berceceran dan menimbulkan bau yang mengganggu warga,” kata Zaenal Abidin salah seorang warga dekat TPA Galuga.
Kepala DKP Kota Bogor, Irwan Riyanto, tak bisa dimÂintai keterangan soal sampah ini. Handphonenya tak aktif. Ia juga tak berkantor beberapa hari terakhir. Beberapa anak buahnya mengakui jika bosÂnya itu sibuk membahas kerÂjasama perpanjangan kontrak Galuga.
(Abdul Kadir Basalamah)