JAKARTA, Today — PT Bank Negara InÂdonesia Tbk (BNI) akan menambah sunÂtikan modal ke anak usahanya, PT Bank BNI Syariah. Total dana yang bakal disÂuntik Rp 500 miliar guna mendorong pembiayaan di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Direktur Utama BNI Achmad BaiÂquni mengatakan, manajemen akan melakukan hal itu karena potensi yang besar di sektor UKM. Selain itu, ia meÂnilai BNI Syariah saat ini tak memiliki kemampuan membiayai kredit besar. “BNI Syariah tak memiliki kemampuan biayai kredit besar, terbatas, kemudian kebijakan BNI syariah fokus ke UKM,†ungkapnya di Wisma BNI 46, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Selain itu, BNI sebagai induk akan mendoÂrong BNI Syariah untuk aktif merekrut tenaga ahli di bidang syariah dalam menghadapi ketatnya persaingan industri perbankan. Namun BaiquÂni menjelaskan, sebelum memberikan tambahan modal, manajemen akan mencari mitra strategis terlebih daÂhulu. Harapannya, dengan adanya miÂtra strategis, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk BNI Syariah.
“Sebenarnya kami lebih prefer dengan mitra strategis. Kami harap tahun ini sudah ada yang berminat seriÂus. Namun apabila belum ada miÂtra, kami tetap tambah modal Rp500 miliar,†jelasnya.
Baiquni menambahÂkan, adanya miÂtra strategis juga diharapkan memÂbantu BNI Syariah meÂmasarkan produk mereka. Ia menilai hal ini penting dilakukan karena saat ini Indonesia telah berada dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Kami ingin mitra itu benar-benar membantu BNI Syariah dalam pengembangan produk dan pengetahuan tentang syariah. NaÂmun kami akan tetap mempertahankan sebagai pemegang saham mayoritas,†ungkapnya.
Dari sisi kinerja, BNI Syariah menÂcatatkan kinerja yang cukup bagus di tahun 2015. Laba bersih perusahaan mengalami kenaikan 39,98 persen seÂcara tahunan menjadi sebesar Rp228,52 miliar. Adapun pertumbuhan laba berÂsih itu didorong oleh pembiayaan yang mengalami kenaikan sebesar 18,11 persÂen menjadi Rp17,76 triliun.
Sebagian besar pembiyaaan yang disalurkan oleh perusahaan berasal dari sektor konsumtif sebesar 52,71 persen, disusul oleh pembiayaan produktif UKM 22,27 persen, pembiayaan komerÂsial 17,22 persen, pembiayaan mikro 5,63 persen, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,15 persen. Sementara aset BNI Syariah per akhir 2015 mengalÂami kenaikan 18,09 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp23,01 triliun.
(Winda/net/ detik.com|CNN)