Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, membuka Lokakarya nasional pengarusutamaan isu perubahan iklim ke dalam pengembangan pendidikan tinggi dan kebijakan riset
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Lokakarya ini berlangÂsung di Internasional IPB Convention Centre (IICC) Bogor. Bahkan demi tercapainya lokakarya ini, Kementerian LH bekerjasaÂma dengan IPB, ITS, LSM Apik, Perhimpi, UNDP dan beberapa pemerhati lingkungan.
Menurut Menteri Siti, jika semua paham dan memiliki skil, maka pasti mengambil putusan kebijakan yang tepat. “Masyarakat kalau paham, maka dia tidak buang sampah ke kali. Makanya peran kampus sangat penting. Saint itu sumÂber untuk mengamil kebijakan. Dukungan investasi dibidang riset juga memang penting,†kata Menteri Siti saat membuka lokakarya.
Menurutnya, akadeÂmisi dan kampus sangat pentÂing dan memegang berperan dalam agenda perubahan iklim. Kepada wartawan, Siti Nurbaya juga mengatakan, keilmuan sangat relevan untuk mengamÂbil kebijakan dan keputusan di pemerintahan.
“Tidak hanya untuk peÂrubahan iklim, tapi juga untuk bidang lain. Saya. mendukung dan mendorong keterlibatan lebih dalam para ilmuwan InÂdonesia, baik di dalam maupun di luar. Mari kita sama-sama membangun bangsa ini,†pinta Siti.
Hadir dalam lokakarya, utuÂsan Presiden Untuk Perubahan Iklim, Rahmat witular dan RekÂtor IPB Prof Herry SuhardiyanÂto. Pada kesempatan ini, Siti Nurbaya juga menyingung tenÂtang reklamasi teluk Jakarta.
Ia mengaku, kebijakan unÂtuk reklamasi blok C dan D sangat tidak teratur alias acak-acakan.Namun sebaliknya, ia mengapresi aturan reklamasi untuk blok G yang menurutnya sangat rapi.
“Aneh saja, ketika blok C dan D yang acak-acakan penÂgaturannya, malah tak di ributÂkan masyarakat. Sebaliknya, blok G yang menurut saya rapi, malah di protes dan di tentang masyarakat. Malam ini kami pertemuan lagi untuk finisÂing reklamasi teluk Jakarta. Reklamasi tetap jalan,†pungÂkasnya.
(Abdul Kadir BasalaÂmah)