DUA hari menjelang puasa Ramadhan, Mabes Polri mengeluarkan edaran larangan Sahur On The Road (SOTR) atau konvoi sahur keliling. Polisi menganggap kegiatan itu membahayakan publik.
GUNTUR EKO WICAKSONO|YUSKA APITYA
[email protected]
Mabes Polri melalui Kepala Korlantas Polri, Irjen Condro Kirono, menyatakan, Polri meminta pihak-pihak yang melakukan acara sahur on the road tak keliaran di jalan. Selain bisa membuat macet juga rawan dalam urusan keamanan. “Kami imbau sahur on the road yang menggunakan kendaraan-kendaraan jangan digunakan untuk jalan-jalan. Kami sudah terbitkan edaran pelarangan turun ke jalan,†terang Condro di Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Selama ini sahur on the road kerap dijadikan ajang pawai yang membuat macet. Malah kerap terjadi tawuran karena sahur on the road tersebut. “Lebih baik di surau atau masjid-masjid saja,” saran Condro pada mereka yang berniat sahur on the road. Kabagops Polres Bogor Kota, Kompol Ricardo Condrat YuÂsuf mengaku sudah menerima edaran tersebut. Dia juga telah berkoordinasi dengan Pemkot Bogor untuk melakukan sosialisaÂsi ke seluruh elemen masyarakat. “Kami sepakat tidak memberikan izin,†kata dia.
Terpisah, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, meminta Dinas PenÂdidikan setempat menghentikan kegiatan sahur keliling atau dikeÂnal dengan Sahur on The Road (SOTR) yang dilakukan oleh pelaÂjar dari sejumlah sekolah selama bulan Ramadhan.
“Kami sudah kumpulkan seluÂruh kepala sekolah yang ada. KeÂgiatan Sahur On The Road (SOTR) harus dihentikan,” kata Bima, SeÂlasa (16/6/2015).
Bima mengatakan, larangan ini dilakukan untuk menghentikan aksi vandalisme yang dilakukan para pelajar setiap menggelar keÂgiatan Sahur on The Road sepanÂjang bulan Ramadhan.
Tahun lalu, aksi vandalisme dalam kegiatan Sahur on The Road telah mereskan warga dan juga perusakan fasilitas umum milik pemerintah yang menjadi sasaran corat-coret oleh para pelajar. BahÂkan pagar Istana Bogor ikut menÂjadi sasaran vandalisme SOTR.
Tidak hanya itu, dinding “unÂderpass” Jalan Padjajaran menjadi incaran para pelaku vandalisme, sehingga Pemerintah Kota Bogor dua kali melakukan pengecetan ulang dinding fasilitas umum terseÂbut. “Kegiatan SOTR ini lebih banÂyak mudarotnya, jadi ajang vandalÂisme, rawan kecelakaan dan juga tawuran,” kata Bima.
Untuk menciptakan suasana bulan Ramadhan yang kondusif, aman serta tertib, dalam waktu dekat, Bima juga akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah unÂtuk menghentikan kegiatan Sahur on The Road yang sudah menjadi tradisi pelajar selama bulan RamaÂdhan.
Ramadhan 2014 lalu, Satpol PP Kota Bogor menangkap dua pelaÂjar yang hendak mencoret “underÂpass” Kebun Raya Bogor. Mereka tertangkap tangan membawa cat semprot yang dibeli dari uang hasil kolektif para peserta SOTR.
Kegiatan SOTR merupakan tradisi pelajar SMA di Kota Bogor. Ada kepanitian yang membenÂtuknya, setiap sekolah memiliki jadwal kapan giliran melakukan SOTR. Awalnya kegiatan tersebut membawa edukasi yakni memÂbagikan sahur kepada warga yang tidak mampu.
Namun, seiring perkembanÂgan, aksi corat-coret mewarnai kegiatan tersebut. Setiap sekolah yang sudah melakukan sahur kelÂiling, membuat tulisan SOTR di dinding-dinding sambil menulisÂkan nama sekolahnya. Hal ini sebÂagai penanda bahwa sekolah merÂeka sudah melakukan SOTR.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Edgar Suratman mengaku sudah mendapat surat dari Walikota BoÂgor dan juga sudah menindak lanÂjuti dengan memberikan surat edaÂran terhadap semua sekolah. “Saya sudah memberi surat edaran terÂhadap semua sekolah untuk meÂlarang siswa-siswinya melakukan kegiatan saur on the road dan saya menyarankan mereka melakukan kegiatan yang lebih bernuansa ibaÂdah seperti tadarusan, infaq, sodaÂkoh,†ujarnya
Terkait sanksi yang diberikan jika ada pelanggar dari sekolahan, dirinya memberikan keleluasaan untuk sekolah terkait sangsi yang akan diberikan. “Saya kembaÂlikan ke sekolah biar sekolah yang mengadakan kontrol terhadap siswa-siswi mereka. Jadi kalau ada pelanggaran ya dikembalikan lagi ke sekolahnya terkait sangsi yang akan diberikan,†bebernya.
Terpisah, Pimpinan Ponpes Raudotunnur/Al-Amin Center Habib Novel Kamal Al-Idrus menjelaskan, anjuran Islam, pemÂbagian makanan itu lebih baik untuk buka puasa, bukan di saat sahur. “Saya mengimbau untuk tidak melakukan SOTR karena mereka bisa meninggalkan shalat Subuh. Jangan sampai melakÂsanakan sunah tetapi meningÂgalkan solat Subuh yang wajib,” tegasnya.
Habib Novel menekankan, ia tidak melarang, cuman menÂcari baik dan mengimbau tidak melakukan yang banyak mudorotÂnya. Dalam Hadist riwayah Imam Muslim, menganjurkan memberi makan orang yang berbuka puasa. “Untuk SOTR itu masuknya seÂdekah,” jelasnya. (*)