BOGOR, TODAYÂ – Kemarau panjang yang mulai menyelimÂuti sebagian wilayah KabupatÂen Bogor, membuat 20 hektar lahan sawah mengalami puso atau gagal panen di Kecamatan Jonggol karena kekurangan paÂsokan air.
“Lahan tersebut sudah kerÂing karena kami tidak bisa meÂnarik air dan tidak bisa melakuÂkan deep well lebih dari 200 meter karena setelah digali hingga 150 meter, masih tidak ada air disana,†ujar Kepala DiÂnas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Bogor, Siti Nuriyanti.
Kini Distanhut fokus untuk menyelamatkan area sawah lain yang juga terancam kekerÂingan di Kecamatan Jonggol, Cariu dan Tanjungsari.
Karena 3.320 hektare sawah di tiga kecamatan itu terancam puso karena sumber air dari sungai Cibeet, Cihole dan CipaÂmingkis mulai menipis.
“Tiga sungai yang biasa menÂjadi sumber untuk mengairi sawah itu juga sudah makin meÂnipis. Kalau dalam dua minggu kedepan tidak ada hujan, dipasÂtikan status terancama kekerinÂgan akan meningkat,†lanjutnya.
Sebagai langkah antisipasi, Nuriyanti mengungkapkan jika Distanhut telah mendistribusiÂkan 20 pompa untuk menyedot air dari sungai ke sawah yang diletakkan sekitar 300 meter dari satu titik ke titik lainnya.
“Kekeringan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita harap turun hujan dalam seminggu ini. KareÂna sumber air yang kian meniÂpis, kini sawah-sawah tersebut sangat bergantung pada curah hujan,†urai Nuriyanti.
Sementara itu, Kepala Seksi Produksi Pangan Distanhut, Irma Vilayanti mengatakan jika puso ini akan mempengaruhi hasil panen dan capaian target pangan Bumi Tegar Beriman. Namun ia belum bisa memÂperkirakan persentase penuÂrunan yang terjadi.
“Kalau sampai puso, pasti ada penurunan. Tapi berapa angkanya kami masih tunggu hingga beberapa minggu kedeÂpan untuk memastikannya,†ujar Irma.
Pemkab sendiri tahun ini memiliki target untuk memÂperluas area tanam padi hingga 55 ribu hektare denÂgan produktivitas 6,6 ton per hektare sawah. Jika di total, panen padi di Kabupaten BoÂgor bisa mencapai 363 ribu ton.
(Rishad Noviansyah)