LOMBOK TODAY – Penyebaran radikalisme dan terorisme jadi perhatian serius pihak kepolisian. Dari sekian upaya untuk membendung penyebaran paham tersebut, mencegah adalah upaya paling efektif.

Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara, adalah salah satu daerah yang dinilai berhasil melakukan pencegahan penyebaran radikalisme. Ada beberapa cara yang telah dan hingga kini terus dilakukan.

“Kita sering lakukan kegiatan-kegiatan pembinaan terkait nasionalisme bagi masyarakat di Lombok Tengah,” ujar Kapolres Lombok Tengah AKBP Budi Santosa, Selasa (22/10/319).

Hal lain yang bisa mereduksi penyebaran paham-paham radikalisme adalah kearifan lokal. Kearifan lokal menjadi daya tangkal untuk penyebaran radikalisme dan terorisme.

“Di sini pondok pesantren sangat banyak tuan guru juga sangat banyak, ustaz, dan ulama banyak. Kita sebagai aparat keamanan tidak meninggalkan kearifan lokal itu. Kita perhatikan kaidah yang ada. Alhamdulillah, di sini kelompok radikal nihil,” kata dia.

BACA JUGA :  Rangkaian HUT RSUD Leuwiliang ke-14 Penuh Berkah

Meski begitu, pihak kepolisian terus meningkatkan pemahaman dan informasi kepada masyarakat Lombok Tengah yang mayoritas beragama muslim tentang radikalisme dan terorisme yang berkembang dan juga memahami upaya pencegahannya.

Untuk wilayah Lombok Barat, lanjut Budi, masih cenderung dinamis meskipun beberapa waktu lalu sempat muncul kasus-kasus intoleran.

Dikutip dari Liputan6.com, sebagai ujung tombak penanggulangan berkembangnya paham radikal, Polres Lombok Tengah merangkul semua pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat, ormas, dan pimpinan agama untuk memberikan penyuluhan deradikalisasi serta antiradikalisasi. Sebab, mereka dibutuhkan untuk meluruskan pola pikir dan tafsir agama yang salah.

“Deredikalisasi tetap kita lakukan secara berkelanjutan melalui pendekatan-pendekatan, kaidah-kaidah yang ada,” ujarnya.

Kuatkan Wawasan Kebangsaan

Anggota polisi sedang memberikan pemahaman dan wawasan bahaya paham radikalisme kepada santriwan dan santriwati di Ponpes Attamimy Brangsak Praya, Selasa (22/10/319).

Pihaknya juga akan menguatkan wawasan kebangsaan bagi murid di sekolah-sekolah, untuk membentengi diri dari pengaruh paham radikal. Usia anak-anak rentan terpapar berbagai paham radikalisme.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Kamis 25 April

“Untuk mencegahnya, seminggu 2-3 kali kita mendatangi sekolah dan pondok pesantren untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak sejak dini,” terang Budi.

Kepala Madrasah Attamimy Brangsak Praya, Muhammad Agus Burhan Ichsanudin mengaku sudah melakukan upaya pencegahan agar paham radikalisme tidak meracuni otak para santrinya. Salah satu upaya nyata adalah mengajarkan dan memberikan pemahaman radikal melalui pendidikan agama.

“Kami miliki 15 orang yang bertugas menyebarkan kepada teman-temannya terkait pemahaman agama yang baik, toleran, bagaimana Islam yang benar,” kata dia.

Ke-15 orang ini adalah para santri yang telah mengikuti Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU).

“Jadi Insya Allah, anak didik kami sudah paham soal bahayanya radikalisme meskipun masih berproses mencari referensi lain untuk menambah pemahaman mereka,” ucapnya. (Achmad Sudarno).(Net)

============================================================
============================================================
============================================================