Pesawat baru saja mendarat sempurÂna di Bandara Internasional TashÂkent dan semua orang di kabin memÂberi tepuk tangan panjang kepada pilot setelah 7 jam di perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia. Saya bertanya kepada MaÂria yang duduk di samping saya, “mengapa semua orang harus melakukan cara khusus ini?†Menurut tradisi Rusia, itu sebagai tanda apresiasi kepada pilot Uzbekistan Airways yang telah membawa para penumpang dan krunya dengan selamat sampai ke tujuan terakhir. “ papar eksekutif muda asal Rusia itu.
Oleh : Nia S. Amira
[email protected]
Saya memperhatikan bahwa sebagian beÂsar awak pesawat berkebangsaan Rusia atau Uzbek Rusia. Seseorang masih dapat meraÂsakan sisa-sisa pengaruh Rusia ketika tiba di Bandara Internasional Tashkent malam itu. Membutuhkan waktu 1 jam bagi petuÂgas imigrasi untuk memeriksa semua dokuÂmen para penumpang yang berada di kelas bisnis dengan sangat teliti. Akhirnya senyuÂman dari sopir yang membawa saya ke pusat kota menghalau angin dingin di musim gugur pada bulan November lalu.
Uzbekistan negara yang baru berkemÂbang, terletak tepat di pusat Jalur Sutra denÂgan sebagian dari wilayahnya berada di Asia Tengah sementara lainnya di Eropa Timur, yang 25 tahun lalu masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Negara yang terkurung daratan di Benua Asia ini memiliki banyak tempat berÂsejarah dan pariwisata dari hampir seluruh budaya yang ada di Asia dan Eropa yang telah melebur dengan baik selama masa keÂjayaan Jalur Sutra.
Uzbekistan berarti tanah orang Uzbek dengan bahasa ibu yang disebut Turkik tetapi bahasa Rusia dapat dimengerti sebÂagai alat komunikasi di seluruh negeri. Bek atau Ulegbek, pemandu yang ramah memÂbawa saya ke restoran Rusia untuk makan malam yang singkat dengan menu khusus Uzbek yakni, Shashlik (Kebab yang dipangÂgang dengan bumbu khusus dengan tusuk sate panjang terbuat dari alumunium pipih) dan dimakan bersama Nun (roti). SekelomÂpok orang Uzbek Rusia sedang merayakan pesta dan mereka meminta saya untuk meÂnari bersama. Malam yang indah dan saya baru tahu jika orang Uzbek sangat suka menyanyi dan menari.
Mengapa Uzbek penting, teruÂtama bagi umat Muslim? Karena negara ini memiliki tempat religius bersejarah yang penting dikunjungi bagi umat Muslim; mulai dari KomÂplek Imam Hazrati di Tashkent di mana Abu Bakar Kaffal Al-Shoshiy dimakamkan, reruntuhkan peningÂgalan Jalur Sutra di Navoy, Citadel Ark, Makam yang dipercaya sebagai Chashma Ayub (Nabi Ayub A.S.) diÂmakamkan, Masjid Bolo-Khaus yang kerap disebut sebagai kembaran masjid yang ada di kota Esfahan (Iran) di Bukhara, Madrasah UlugÂbek, Masjid Bibi-Khanum, makam Imam Bukhori di kota Samarqand, dan masih banyak lainnya yang ada pada masa kejayaan Islam di Uzbekistan yang dibawa oleh orang-orang Persia selama masa kediÂnastian Parthia dan Sassania.
Asia Tengah telah lama menjadi daerah perdagangan antara Cina dan orang-orang di Barat (Eropa) menggunakan Jalur Sutra sebagai penghubung dan menyebabÂkan berdirinya banyak kerajaan kecil di masa itu. Jalur Sutra telah membuat Uzbekistan menjadi titik strategis bagi semua pedagang yang datang dengan unta-unta mereka untuk transit dan melakukan pertukaran barang seperti karpet, sutra, lukisan keramik yang sangat indah, dan komoditas lainnya. Wisatawan Indonesia akan terkejut keÂtika mereka mengunjungi grand bazaar seperti Siyob Nasional Bazaar atau beÂberapa galeri di Registan Square di kota Samarqand yang terkenal itu, karena mereka akan menemukan kain tenun tradisional Uzbek yang sangat mirip dengan kain yang ada di Nusatenggara Barat, bahkan wanita-wanita Uzbek menyebutnya dengan nama yang sama yaitu IKAT.
Perjalanan singkat yang diatur oleh Dolores berakhir pada hari ke-6 namun pemandu masih ingin membawa saya ke pegunungan ChimÂgan yang merupakan bagian dari Chatkal di bagian barat wilayah Tian-Shan, sekitar 80 km dari Tashkent untuk merasakan salju di awal musim gugur dengan cable car yang mengÂgunakan kursi kecil diÂmana kita bisa melihat dari jauh, perbatasan Kazakhstan. Chimgan sering disebut sebagai “Swissnya Uzbekâ€. Di sana, kita bisa mencium udara segar dan murni dengan aroma berbagai macam bunga serta herbal. Cobalah beli keju bundar yang terbuat dari susu kambing dan biji bunga matahari untuk menambah souvenir anda dari alam yang inÂdah ini.
Kemudian turunlah ke arah danau buaÂtan yang sebut danau Charvak dan cagar alam Chatkal di mana kita bisa menikmati makan siang yang panjang dengan sajian Shashlik lokal, ikan panggang marinka dan ikan goreng forel yang lezat dengan cabai hijau segar untuk merangsang lambung saya yang sangat Indonesia.
Uzbekistan, negeri donÂgeng yang banyak memajang patung-patung keramik serta lukisan Nasaruddin Hoja atau Haji Nasruddin dari kisah seribu satu malam. Orang Indonesia akan merasa seperti di negÂeri sendiri bila mengunjungi Uzbekistan, karena hampir di setiap kota yang saya kunÂjungi selalu ada orang yang menyapa, “ApakÂah anda dari Indonesia? dan dengan bangga mengatakan, kami orang Uzbek sangat tahu tentang Jakarta dan Soekarno.†Ah.. tentu saja, karena konon hanya orang Indonesia yang boleh masuk ke dalam makam Imam Al-Bukhori di Samarqand.