20150207-presiden-joko-widodo-dan-perdana-menteri-najib-razakBOGOR, TODAY — Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, menggelar pertemuan di Istana Bogor, Minggu(11/10/2015). Hasil­nya, Indonesia dan Malaysia sepakat membentuk de­wan negara penghasil kelapa sawit (C POP/Council of Palm Oil Producing Cpuntries) yang akan bermarkas di Indonesia.

“Sore hari ini (Minggu, Red) telah diputuskan beberapa kesepakatan, salah satunya adalah yang berkaitan dengan negara peng­hasil minyak sawit, karena kita tahu 85 persen produksi minya kelapa sawit ada di Indonesia dan Malaysia,” ujar Presiden Jokowi seusai meneri­ma Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Istana Bogor.

Menurut Presiden Jokowi, dewan tersebut akan membuat sebuah stan­dar minyak sawit global baru yang berkelanjutan. Diharapkan standar baru yang ramah lingkungan di­harapkan dapat mensejahterakan empat juta petani sawit di Indonesia dan sekitar 300 ribu petani sawit Ma­laysia.

Kedua negara juga sepakat un­tuk membentuk sebuah satuan tugas dalam merumuskan standar baru ini. Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk membangun zona hijau eko­nomi yang juga akan mempromosi­kan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. “Ini merupakan inisiatif bersejarah bagi industri kelapa sawit Indonesia dan Malaysia mengingat pembahasan mengenai ini sudah ber­langsung sejak tahun 2006. Semoga dapat bermanfaat bagi petani kelapa sawit Indonesia dan Malaysia,” ujar Jokowi.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Selasa 23 April 2024

Turut serta dalam kunjungan ke Indonesia adalah Istri PM Malaysia Datin Seri Rosmah Mansor, Menteri Industri Pertanian dan Komoditas Datuk Amar Douglas Uggah Embas, Menteri Sumber Daya Alam dan Ling­kungan Datuk Seri Wan Junaidi Tu­anku Jaafar dan Deputi Menteri pada Departemen Perdana Menteri Datuk Razali Ibrahim.

Di tempat yang sama, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak men­gatakan, pembahasan industri ke­lapa sawit dengan Pemerintah Indo­nesia merupakan sebuah peristiwa bersejarah, karena sudah dibahas sejak 2006. “Sangat bersejarah dan signifikan. Pembahasan ini meru­pakan perwujudan dari satu bentuk kerja sama minyak sawit yang telah dibahas secara formal dan konkrit dalam waktu yang sangat lama,” ujar PM Najib seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bo­gor, Minggu (11/10/2015).

Menurut Najib, pembahasan mengenai industri kelapa sawit ini sudah bergulir sejak 2006. Pada saat itu sudah ada kesepakatan namun masih belum bisa diterjemahkan dalam struktur formal sehingga be­lum dapat ditindak lanjuti. Karena itu, pembahasan kali ini dinilai ber­sejarah dan sangat signifikan karena telah menghasilkan sesuatu yang konkrit.

BACA JUGA :  Sekda Burhanudin Ingatkan Jajaran Diskop UKM Untuk Bekerja Superteam

Kedua kepala negara sepakat membentuk dewan negara penghasil kelapa sawit (C POP/Council of Palm Oil Producing Countiries) yang akan bermarkas di Jakarta, Indonesia.

Saat ini kedua negara sedang membentuk satuan tugas untuk me­nyiapkan harmonisasi standar indus­tri dari kedua negara untuk diterap­kan secara global. Hal ini bertujuan untuk mensejahterakan para petani kelapa sawit baik di Indonesia mau­pun Malaysia.

Hingga hari ini, produksi minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia mencapai 85 persen di seluruh du­nia. “Dewan ini juga menjadi sebagai suatu badan untuk memaksimalkan potensi kelapa sawit, tidak hanya di hulu namun juga di hilir, yang dapat memberi nilai tambah ekonomi di kedua negara,” tambah Najib.

“Minyak sawit akan ditangani bersama dan diselaraskan dalam gu­gus tugas gabungan (joint task force) yang akan ditempatkan di Jakarta,” tutup Najib.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================