SEORANG bijak berkata, ‘’Jika Anda ingin tetap bahagia, biarkanlah yang terjadi kemaren itu menÂjadi milik kemaren. JanÂgan engkau bawa serta bersamamu untuk hari esok.â€
Setiap orang meÂmiliki masa lalu dan menjalani apa yang terÂjadi hari ini. Yakinkan apa yang dilakukan hari ini adalah pengantar terbaik untuk kebahagiaan, kebaikan dan kemuliaan hari esok.
Jika ada kabar tak baik untuk hari esok, tak usahlah kabar itu membunuh kebahagiaan hari ini. Ramalan mendung besok pagi sungguh beÂlum tentu jadi kenyataan. Mendung esok hari tak pernah menutupi sinar mentari hari ini. Hujan besok sungguh tidak akan menimbulÂkan bencana banjir hari ini. Dan, sesungguhnya kita tak perlu risau jika memang yakin bahwa semua yang terjadi di masa lalu, hari ini, dan besok mengikuti hukum papasten (kepastian).
Yang terpenting dalam hidup ini adalah selalu bersamanya kita dengan Dzat Yang MenÂyatakan Diri sebanagai Dzat Yang selalu dekat. Bukankah Allah yang menyataan: “maka jika hambaKu bertanya kepadamu (wahai MuhamÂmad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Dekat, Aku kabulkan permohonan orang yang meminta jika dia meminta kepadaKu.â€
Allah begitu dekat dengan kita, namun serÂingkali kita yang meletakkan pemisah antara kita denganNya. Allah dekat dengan kita, naÂmun kitalah yang selalu menjauh dengan tidak melaksanakan apa yang Allah perintahkan. PaÂdahal, tak ada perintah dan larangan dariNya kecuali untuk kemaslahatan kita sendiri. ReÂnungkanlah.