KETIKA ekspor hasil industri yang berasal dari pohon berkemÂbang tanpa terkendali sejak tahun 1970, maka kecepatan penebanganpohon pun berjaÂlan sesuai deret ukur. Sedangkan penanamanpohon baru berkemÂbang sesuai deret hitung. AkibatÂnya hutan dan bumi Indonesia pun menjadi gundul. Diperkotaan saja penebangan pohon berlangÂsung cepat karena harus diganti dengan tanaman maha keras dalam bentuk perumahan.
Program penanaman pohon di banyak hutan di Indonesia (HuÂtan Tanaman Industri) selama ini ternyata juga telah menghasilkan banyak konflik lokal. PenebanÂgan pohon di hutan begitu cepat dan diganti dengan tanaman moÂnokultur (seperti kelapa sawit, atau eucaliptus ataupun acasia). Akibatnya banyak hewan dan jasad renik yang selama ini menÂjadi penghuni biodiversiti hutan itupun lenyap. Keadaan ini pasti akan mengganggu siklus kehiduÂpan hayati di hutan dan di daerah tersebut.
Upaya Bogor Today mengÂgalakan klub menanam pohon di Kota Bogor pantas didukung secara optimis. Penyebabnya karena kegiatan ini menganut konsep menanam pohon multi kultur (menanam segala jenis pohon). Keuntungan konsep multi kultur adalah memungÂkinkan berbagai kekurangan dan kelebihan setiap spesies pohon tersebut akan saling bersinergi. Ini berbeda dengan hutan mono kultur. Pada saat tanam tersebut gugur maka semua tanaman pun akan mengalami musim gugur. Sedangkan multi kultur, kelebiÂhan satu spesies tanaman akan saling menutup spesies tanaman lainnya. Sehingga daerah yang ditanami pohon multi kultur pun akan tetap terjaga hijau dan teduh dalam musim apapun.
Agar kegiatan menanam pohon setiap hari Minggu bisa menjadi gerÂakan viral masyarakat Bogor, maka penklub pohon yang didukung walikota Bogor ini, sebaiknya juga diperkenalkan kepada murid-murid SD, SMP, SMA dan mahasiswa. Mereka perlu didampingi dari manajemen bibit, manajemen anaman, sampai manajemen perawatan di lahan-lahan terbuka di kota Bogor. Â
Kesadaran setiap penduduk kota Bogor bahwa setiap pohon akan berÂmanfaat bagi kelangsungan hidup maÂnusia perlu digalakkan. Selanjutnya kesadaran itu harus bisa dihadirkan dimana setiap penduduk yang menaÂnam satu pohon hari ini, maka 5-10 tahun ke depan Bogorpun akan mengÂhadirkan suasana surgawi, banyak pohon hijau dengan sungainya yang bening.